IMAM/EKSPRES |
Adapun untuk masalah-maslah yang belum terselesaikan diantaranya, pembangunan Gedung Dewan baru padahal lama masih layak pakai, Rencana pembngunan pabrik semen yang akan berimbas pada rusaknya alam, Pemagaran Urut Sewu oleh pihak TNI, dan kasus pungli pasar Sruni yang menguap tidak jelas.
Dalam orasinya Satiman salah satu peserta aksi menyampaikan, tahun 2016 tentunya akan membawa banyak harapan dari masyarakat. Namun tragedi ditahun 2015 ternyata masih menyisakan perih luka dan duka yang melanda rakyat. "Kemiskinan, pendidikan, kesejahteraan, belumlah dapat diselesaikan secara maksimal, dan ini menjadi PR penting bagi pemimpin baru yang telah dicapai melalui Pilkada serentak,” tuturnya.
ada aksi tersebut mahasiswa juga menilai saat ini di Kebumen telah masif dan kemasukan paham Khilafah yang berkedok agama. Bahkan paham tersebut mampu membuat agenda besar masuk di pusat kota Kebumen. Padahal menurut para mahasiswa pahan Khilafiah jelas, memiliki hiden agenda yang merusak bangsa Indonesia. Pasalnya paham Khilafiah tidak sepakat dengan Empat pilar bangsa Indonesia yakni PANCASILA, UUD 45’, Bineka Tunggal Ika, dan NKRI.
Dalam aksi tersebut, Mahasiswa juga menyampikan kekesalannya kinerja pemerintah. Menurutnya, legislatif yang seharusnya membuat aturan untuk menciptakan keteraturan seolah-olah sibuk dengan kepentingan individu dan golongan masing-masing.
Eksekutif yang seharusnya menjalankan aturan dan bertanggungjawab untuk menerapkan hokum malah seolah-olah mempermainkan hukum tersebut, Belum lagi yudikatif yang seharusnya menegakkan hukum secara merata. Namun yang terjadi saat ini hukum yang justru runcing kebawah dan tumpul ke-atas. “Lantas bagaimana nasib masyarakat, ketika ini semua tetap berjalan? Kemakmuran, kesejahteraan, keadilan, Hak asasi, hanya mimpi di siang bolong, yang tidakakan pernah terwujudkan,” katanya.
Koordinator aksi Sa’roni menambahkan pihaknya juga mengkritisi masih banyaknya tambak udang di pesisir selatan Kebumen. PMII akan menggalang tandatangan sebanyak 2016, pelajar dan mahasiswa se-Kabupaten Kebumen guna menolak tambak udang.
Teknisnya kader PMII akan di setiap kecamatan guna menggalang tanda tangan pelajar dan mahasiswa untuk menolak tambak yang sangat merugikan lingkungan. “Adapun hasil dari penggalangan tanda tangan ini akan kita serahkan ke Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo guna dijadikan rujukan beliau untuk ikut andil dalam mengambil kebijakan yang berpihak kepada masyarakat Kebumen,” ucapnya. (mam)