• Berita Terkini

    Senin, 11 Januari 2016

    Mbah Wigiyanto Luka Parah Disambar KA Bengawan

    imam/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Kecelakaan terjadi di Perlintasan Kereta Api (KA), Sabtu (9/1/2016). Wigiyanto (56), warga Gang Bakung No 31 RT 2 RW 5 Kelurahan/Kecamatan Kebumen disambar kereta api Bengawan Jurusan Lempunyangan-Pasar Senen.

    Kendati tidak sampai merenggut nyawanya, namun akibat kecelakaan tersebut, Kakek yang berprofesi sebagai pemulung harus menjalani perawatan yang intensif di RSUD DR Soedirman Kebumen.

    Kecelakaan tersebut terjadi sekitar pukul 17.02 WIB. Kala itu Wigiyanto memang sudah terlihat mondar-mandir di sekitar palang pintu kereta api. Tepatnya palang pintu sebelah barat Stasiun Kebumen.  Oleh Trimantoro (25) penjaga pintu perlintasann kereta api, korban diingatkan untuk pergi.

    Setelah diingatkan, korban kemudian pergi ke arah barat, dan tidak lama kemudian, dari arah Timur melaju kencang kereta api Bengawan. Tanpa alasan yang jelas, korban tiba-tiba  mendekat ke kereta api yang sedang melintas.

    Seketika korban terserempet, dan terpental. Kecelakaan terjadi di lintasan 451+08, tepatnya di sebelah Barat perlintasan pintu kereta api Tamanwinangun. Wigiyanto tersambar kereta api Bengawan dengan nomor loko cc 20130 dengan Masinis Wiji Atmoko. “Diketahui korban linglung dan baru keluar dari RSUD Dr Soedirman Kebumen,” tutur Kasat Reskrim Polres Kebumen AKP AKP Willy Budianto SH MH.

    Akibat kecelakaan tersebut korban mengalami luka  robek di bagian kepala, jari tangan kiri remuk, pinggang sebelah kanan dan paha sebelah kanan robek dan kaki kiri juga robek. Selain itu bagian kulit pungung korban mengelupas.  Di RSUD Dr Soedirman Kebumen, Minggu (10/1) kondisi Wigiyanto belum sadarkan diri. Dia masih mendapatkan perwatan intensif di ruang IGD.

    Sesekali Fajar (26) anak keduanya mendekat kepada ayahnya untuk melihat kondisi perkembangan ayahnya. Menurut Fajar, kondisi ayahnya belum ada perkembangan. Sebenarnya pihak RSUD meminta untuk merujuk di Dr Margono Soekarjo Purwokerto. Namun melihat kondisi ayahnya yang masih kritis pihak keluarga masih mengurungkan niat tersebut. “Saya takut terjadi apa-apa dijalan. Biarlah kondisinya stabil dulu, baru kemudian dirujuk,” katanya.

    Dijelaskannya, pada tulang tengkorak kepala ayahnya bagian belakang mengalami keretakan. Selain itu jari tangan kiri yang remuk juga harus diamputasi. Lebih lanjut Fajar mengatakan jika ayahnya baru saja keluar dari RSUD sekitar seminggu yang lalu. Pasca dari rumah sakit kondisinya jadi agak linglung. Dia dibawa ke rumah sakit waktu itu, karena menderita pendarahan otak dan jantung. “Agak lingkung memang,  pernah bapak mau Sholat Subuh ditengah malam,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top