SUDARNO AHMAD/EKSPRES |
Informasi yang berhasil dihimpun kebumenekspres.com, terlepasnya kera berjenis kelamin jantan tersebut berawal saat ditinggal oleh Marino, sang pemilik untuk merantau ke Jakarta. Kera yang sudah dipelihara selama empat tahun itu tinggal bersama Karsiyem (65), ibu kandung Marino.
Entah karena sedih ditinggal oleh "sang tuan" atau karena birahi, tiba-tiba kera itu mengamuk dan terlepas dari kalung rantai yang selama ini mengikat bagian tubuhnya. Tak hanya lepas dari ikatan, monyet ini juga menyerang warga. Tak semua warga yang diserang, tetapi hanya kera ekor panjang itu hanya menyerang setiap wanita yang dilihatnya. Sedikitnya tiga wanita luka-luka karena ulah monyet nakal itu.
"Hanya perempuan yang dicakar. Ada bapak-bapak tapi monyet nggak mau ngejar. Ngejarnya tetap perempuan," kata Karsiyem, yang juga salah satu korban yang diserang kera. Karsiyem mengalami luka cakaran dan gigitan monyet di bagian tangannya.
Tak ada satu pun warga sekitar yang berani menangkapnya, termasuk warga laki-laki. Karena membuat resah, warga pun melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Ambal. Menerima laporan tersebut, aparat dari Polsek Ambal pun langsung terjun ke lokasi kejadian untuk mengamankan kera.
Tetapi rupanya kera sangat lincah sehingga sulit ditangkap. Polisi dan warga pun dibuat kewalahan oleh ulah monyet tersebut. Hingga tiba-tiba Karsiyem, korban kekerasan kera dan pemilik kera tersebut berhasil menangkapnya seorang diri.
Setelah berhasil ditangkap, kera diserahkan ke polisi. Namun, karena takut mengamuk saat dibawa ke Mapolsek Ambal, nenek yang berhasil menangkap bersama kera dibawa ke Mapolsek Ambal.
"Monyet dibawa ke Polsek Ambal untuk diamankan. Sehingga tidak membuat keresahan di masyarakat," tandas Kepala Desa Kaibon Petangkuran, Muhlisin.(ori)