ISTIMEWA |
Ketua penyelenggara Idris Sutikman, pelaksanaan invitasi di Kebumen kali ini merupakan yang terbesar jika dilihat dari sisi peserta. Hal tersebut bila dibandingkan dengan penyelenggaraan di club lain. “Kali ini pesertanya mencapai 312 orang,” tuturnya.
Dia juga berharap adanya kejuaraan tersebut, dapat memperkuat prestasi bulu tangkis di Jawa Tengah, khususnya pada cabang olahraga bulu tangkis. Pasalnya bulu tangkis merupakan salah satu cabang oleh raga yang sangat memungkinkan untuk dipacu hingga di tingkat dunia. “Apalagi di Indonesia bulu tangkis merupakan olahraga yang sangat merakyat dan sangat tepat untuk media pembinaan anak. Cabang olahraga itu sudah pernah mencapai kesuksesan,” katanya.
Menurutnya, cabang olahraga bulu tangkis sudah berkembang sejak 2000 tahun lalu di Mesir kuno. Pada awalnya olahraga ini dimainkan di Tionghoa dengan nama Jianzi. Dilaksanakan dengan menggunakan bola namun tidak menggunakan raket.
Setelah itu lanjutnya, pada zaman pertengahan di Inggris permainan tersebut dilakukan oleh anak-anak yang dikenal dengan sebutan battledores atau shuttlecocks. Saat bermain battledores, raket yang digunakan berupa dayung atau tongkat. Sementara pada tahun 1854 olahraga itu cukup dikenal di jalan-jalan London. Kemudian warga Inggris membawa permainan ini sampai ke negeri Jepang, Tiongkok dan Siam. “Olahraga bulu tangkis pertama kali ditemukan oleh petugas tentara Britania di Pune India pada abad ke 19. Saat itu mereka menambatkan jaring/net. Itulah kenapa kota Pune dikenal dengan nama Poona, karena pada masa itu olahraga tersebut dinamakan dengan Poona,”paparnya.
Sementara itu Indonesia mengenal bulutangkis sekitar tahun 1930-an. Di Indonesia Bulu tangkis dinaungi oleh Ikatan Sport Indonesia (ISI). Bulutangkis semakin berkembang pasca kemerdekaan. “Di Jakarta, berdiri persatuan bulutangkis bernama Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) pada tahun 1947. Dan terbentuklah Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada tahun pada tanggal 5 Mei 1951, ucapnya. (mam)