PURWOREJO--Dunia pertanian paling mendapat dampak negatif saat terjadi cuaca ekstrim belakangan ini, tak terkecuali Purworejo. Kondisi semakin terancam karena Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meramalkan Elnino yang mengakibatkan kekeringan masih akan terjadi hingga beberapa bulan kedepan.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Peternakan Perikanan dan Kelautan Purworejo (DPPKP) Ir Dri Sumarno dalam sesi sarasehan pertanian usai tanam padi bersama Dandim 0708 Purworejo, di Kelurahan Doplang, kemarin.
"Ini menjadi tantangan kita kedepan khususnya dunia pertanian karena Elnino akan memberikan dampak kesulitan air. Area pesawahan terancam mengalami kekeringan," kata Dri Sumarno.
Dri Sumarno menambahkan pihaknya berharap agar Elnino tidak terjadi lama. Meski demikian dirinya juga tidak berharap nantinya akan disusul dengan Lanina. Karena Lanina memberikan potensi yang besar terjadinya bencana banjir.
"Untuk itu kepada para petani harus memanfaatkan waktu yang ada untuk segera menanam. Mumpung sekarang masih banyak air. Sehingga jika terjadi kekeringan, kebutuhan air sudah tercukupi saat pada membutuhkan air," katanya.
Pada bagian lain, Dri Sumarno mengatakan bahwa untuk Kabupaten Purworejo produktifitas padi sudah surplus hingga 125 ribu ton. Hasil ini sangatlah cukup untuk kebutuhan regional.
"Namun kita juga harus memikirkan kebutuhan nasional yang masih minus. Terbukti saat ini kita masih impor dari luar negeri," tandasnya.
Permasalahan lain yang menjadi ancaman adalah alih fungsi lahan pertanian yang cukup masif belakangan ini. Banyak area pesawahan yang telah berubah menjadi daerah pemukiman atau perkantoran.
"Alih fungsi lahan ini jelas akan mengurangi produktifitas pertanian. Sehingga sebisa mungkin harus kita pikirkan solusi kedepan," imbuhnya. (baj)
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Peternakan Perikanan dan Kelautan Purworejo (DPPKP) Ir Dri Sumarno dalam sesi sarasehan pertanian usai tanam padi bersama Dandim 0708 Purworejo, di Kelurahan Doplang, kemarin.
"Ini menjadi tantangan kita kedepan khususnya dunia pertanian karena Elnino akan memberikan dampak kesulitan air. Area pesawahan terancam mengalami kekeringan," kata Dri Sumarno.
Dri Sumarno menambahkan pihaknya berharap agar Elnino tidak terjadi lama. Meski demikian dirinya juga tidak berharap nantinya akan disusul dengan Lanina. Karena Lanina memberikan potensi yang besar terjadinya bencana banjir.
"Untuk itu kepada para petani harus memanfaatkan waktu yang ada untuk segera menanam. Mumpung sekarang masih banyak air. Sehingga jika terjadi kekeringan, kebutuhan air sudah tercukupi saat pada membutuhkan air," katanya.
Pada bagian lain, Dri Sumarno mengatakan bahwa untuk Kabupaten Purworejo produktifitas padi sudah surplus hingga 125 ribu ton. Hasil ini sangatlah cukup untuk kebutuhan regional.
"Namun kita juga harus memikirkan kebutuhan nasional yang masih minus. Terbukti saat ini kita masih impor dari luar negeri," tandasnya.
Permasalahan lain yang menjadi ancaman adalah alih fungsi lahan pertanian yang cukup masif belakangan ini. Banyak area pesawahan yang telah berubah menjadi daerah pemukiman atau perkantoran.
"Alih fungsi lahan ini jelas akan mengurangi produktifitas pertanian. Sehingga sebisa mungkin harus kita pikirkan solusi kedepan," imbuhnya. (baj)