TRI WIDODO/RASO |
Salah satu korban aksi terorisme di simpang empat Sarinah, Thamrin, Jakarta, merupakan pemuda kelahiran Dusun Jayan, Desa Senting, Kecamatan Sambi, Boyolali. Saat itu, korban sedang di pos polisi kena tilang, tiba-tiba bom meledak.
------------------
TRI WIDODO, Boyolali
--------------------
AWAN mendung usai hujan di wilayah sekitar Waduk Cengklik menambah suasana duka rumah milik Sri Mulyati. Rumah di Dusun Jayan, RT 06 RW 01, Desa Senting, Kecamatan Sambi, ini mendadak ramai kemarin sore (16/1). Sebab, para tetangga dan kerabat keluarga mulai berdatangan di rumah sederhana tersebut.
Deretan kursi plastik yang terjajar rapi di depan rumah juga sudah siap menerima tamu. Kemudian di dalam rumah terlihat beberapa perempuan yang sudah duduk di gelaran tikar. Mereka terlihat hanya menundukan kepala lantaran dirundung kesedihan.
Sementara salah seorang perempuan berbadan mungil tampak sibuk mempersilakan tamu-tamu yang berdatangan. Ya, dia adalah Sri Mulyati, yang tak lain adalah tante Rico Hermawan, korban serangan terorisme di Sarinah, Thamrin, Jakarta, Kamis lalu (14/1).
Sri – begitu sapaan akrabnya – hampir tak percaya dengan berita mengenai aksi terorisme tersebut mengenai salah satu anggota keluarganya. Namun setelah adanya kepastian dari kakaknya, Joko Mulyono yang merupakan ayah korban Rico, Sri baru percaya.
Untuk itu, keluarga langsung menyiapkan pemakaman Rico yang direncanakan akan dimakamkan di permakaman desa setempat. Dia mengisahkan, berdasarkan keterangan keluarga yang ada di Jakarta, Rico bersama Anggun – yang merupakan kakak ipar Rico – Kamis pagi pergi dari rumah dengan mengendarai sepeda motor.
Di tengah perjalanan, dia melanggar lalu lintas yang kemudian ditilang polisi. Lantas dibawa ke pos polisi yang berada di sekitar Sarinah, Thamrin. Nah, saat di pos polisi itulah tiba-tiba sebuah bom meledak yang mengakibatkan kedua ponakannya itu terkena ledakan.
Nahas, Rico yang terkena ledakan cukup parah tak bisa terselamatkan. Sedangkan Anggun mengalami luka parah di sekujur tubuhnya yang kini dirawat di rumah sakit. ”Anggun itu merupakan anak kakak saya yang pertama, sedangkan Rico anak kakak saya yang kedua,” terang dia.
Meski sejak kecil almarhum Rico tinggal di Jakarta bersama keluarganya, namun dia cukup mengenal Rico sebagai anak yang baik. Di mata keluarga, Rico dikenal sebagai anak yang penurut orang tua dan pendiam. ”Istilahnya tak neko-neko gitu lah. Dan kalau dinasihati selalu nurut,” ungkapnya, sambil sesekali mengusap air mata.
Setiap tahun, jika ada keluarga yang memiliki hajat, keluarga Rico selalu menyempatkan diri pulang ke rumah. Sehingga tak heran dia mengetahui pribadi Rico yang kini tinggalah nama.
Sementar itu, Paman Rico, Dono Tri Atmojo mengatakan, segala keperluan untuk pemakaman sudah siap. Saat ini keluarga masih menunggu jenazah Rico akan tiba, yang selanjutnya langsung dimakamkan. ”Sudah, makamnya sudah digali. Kami masih menunggu kepastian kapan almarhum Rico akan diterbangkan,” jelasnya.
Keluarga mengecam keras aksi teror yang telah menewaskan salah satu anggota keluarganya ini. untuk itu keluarga meminta pemerintah mengusut tuntas aksi teror ini, sehingga tak ada korban lagi ke depannya. (*/un)