istimewa |
Dalam kesempatan itu, Atien Nur Chamidah memberikan motivasi kepada para peserta seminar dalam mendidik anak. Salah satunya, bahwa anak harus dididik sesuai perkembangannya, dan jangan sampai memaksakan kehendak anak sesuai yang orang tua inginkan. "Pahami cara belajar anak dan tuntun bakat minat anak agar semakin berkembang dan sukses di kemudian hari," wanti-wantinya.
Selain itu, dia menyampaikan ada perbedaan mendasar antara pendidikan dasar di Indonesia dan Australia. Pendidikan dasar di Indonesia, masih mementingkan nilai atau rangking. Berbeda dengan pendidikan Australia sangat menghargai potensi dan bakat yang dimiliki anak. “Lebih mudah melatih pelajaran matematika dalam waktu 2 bulan akan tetapi melatih anak membuang sampah, menyeberang jalan membutuhkan waktu bertahun-tahun," ujar Atien menganalogikan.
Kepala SD MUTU Karanganyar, Heri Pramono menyampaikan, sistem pendidikan di SD Mutu Karanganyar sudah sejalan dengan pendidikan di Australia. Anak-anak tingkat dasar (kelas 1-3) tidak dicekoki terlalu banyak materi. Materi pelajaran itu banyak diselipkan dalam permainan-permainan, mewarnai dan menggambar. "Tujuannya agar anak bebas berekspresi sesuai dengan kreasinya, merangsang imajinasi siswa, meningkatkan kecerdasan motorik sekaligus bisa meningkatkan kecerdasan akademik," ujarnya.
Dengan adanya seminar, Heri berharap orang tua dapat mendidik anak sesuai dengan perkembangan anak dengan tidak memaksakan kehendak orang tua yang dapat membuat anak stres. "Dengan demikian anak merasa senang dalam belajar dan dapat berhasil sesuai dengan bakat yang dikuasainya," kata dia.(cah)