IMAM/ESKPRES |
Program tersebut terlaksana berkat Kerjasama Kemensos RI dan PSBN “Tan Miyat” Bekasi. Pelatihan dilaksanakan selama enam hari di Hotel Candisari Karanganyar.
Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial (Kasi Resos) Kemensos RI Dra Elin Herlina mengatakan, dalam program itu, para penyandang tuna netra dilatih pijat massage. Ini agar para tuna netra itu mempunyai skill yang dapat digunakan untuk bekal hidupnya.
Selain dilatih, peserta juga mendapatkan bantuan berupa tempat tidur, seprei, satu liter minyak zaitun, handuk, seragam, tongkat, uang, ATK dan plang papan nama klinik. “Semua peserta juga mendapatkan sertifikat,” tuturnya saat sambutan pada acara penutupan pelatihan, Jumat (26/2), didampingi pekerja sosial PSBN “Tan Miyat” Arlendawati.
Dijelaskannya, tidak semua disabilitas mempunyai kriteria untuk dapat bertempat di panti, maka dari itu program outreach digunakan untuk menjembatani, para penyandang disabilitas agar dapat dibina dan diberi bantuan serta ketrampilan. “Alhamdulillah peserta antuasias semua, ini membuat kita juga menjadi semangat,” katanya, sembari mengatakan jika pihaknya akan kembali meninjau perkembangan dari klinik tersebut.
Sementara itu Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) Kebumen, Dwi Suliyanto melalui Kabid Sosial pada Disnakertransos Kabupaten Kebumen Muh Rosyid menyambut baik adanya pelatihan tersebut. Pihaknya juga meminta kepada Persatuan Tuna Netra Indonesia (Petuni) Kabupaten Kebumen untuk turut membantu dalam pemasaran klinik tersebut. “Nanti dari Pertuni saya minta untuk membuat semacam brosur tentang pijat tuna netra, brosur tersebut disebar di semua hotel yang ada di Kebumen,” paparnya.
Dengan demikian lanjut Muh Rosyid, maka saat tamu yang menginap di hotel membutuhkan tukang pijat mereka dapat menghubungi Pertuni. Setelah itu baru Pertuni, menghubung klinik Hasta Husada yang terdekat dengan hotel. “Saya sangat berterima kasih dengan adanya pelatihan pijat ini. Pelatihan ini merupakan yang petama di Provinsi Jawa Tengah,” ucapnya. (mam)