SUDARNO AHMAD/EKSPRES |
Ketua Panitia Bambang Indrajeet mengatakan, kontes batu suiseki tersebut diikuti para pencinta seni batu alam dari sejumlah kota di Indonesia. Selain dari lokal Kebumen, peserta berasal antara lain dari Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Magelang, Cilacap dan Wonosobo. "Biasanya kalau kontes seperti paling hanya diikuti oleh sekitar 30 kolektor. Tapi ini Alhamdulillah pesertanya melebihi target," terang Bambang Indrajeet, di sela-sela acara.
Kontes seni batu suiseki melombakan tiga kategori, yakni landscape atau batu suiseki yang berbentuk pegunungan dan perbukitan. Kemudian kategori figur, yakni batu suiseki yang menyerupai figur manusia maupun binatang. Kemudian ikut dilombakan batu biseki alias batu alam yang sudah dipoles. Adapun kriteria penilaian, meliputi bentuk, keindahan, kekerasan batu, tekstur dan estetika.
Menurut Bambang, mengatakan meski tren batu akik menurun tetapi penggemar seni batu suiseki dan biseki Kebumen tetap tinggi. Pasalnya, penikmat bebatuan bernilai artistik tinggi itu bukan hanya dari dalam negeri, tetapi jauh lebih banyak dari mancanegara."Even ini untuk meningkatkan kembali gairah dunia perbatuan yang sempat menurun, sekaligus mengenalkan seni batu suiseki kepada masyarakat secara luas. Apalagi suiseki dan biseki asal Kebumen pernah jadi ikon Asia. Karena coraknya sangat beragam," ujar Bambang.
Bambang menambahkan, kontes batu suiseki merupakan yang pertama di Kebumen dan akan menjadi acuan daerah lain. Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari instansi maupun perorangan. Antara lain Bank Jateng Kebumen, RS Permata Medika, Hotel Grand Putra, Dwitama Digital Printing. Selain itu kolektor baru yang tinggal di luar negeri juga memberikan dukungan atas kegiatan itu.
Yakni Hartawan Legowo kolektor yang tinggal di Amerika Serikat dan Johan Pramugati, kolektor yang saat ini bermukim di Belanda. “Kami optimistis dunia batu akan bangkit lagi, mengingat seni batu termasuk batu suiseki memiliki peminat tersendiri,” tandasnya.(ori)