TRIYONO |
Kasatreskrim Polres Pekalongan AKP Berry ketika dikonfirmasi, Senin (15/2), membenarkan. Menurutnya, setelah mendapatkan informasi adanya atap gedung yang ambruk, anggota langsung turun ke lokasi guna memintai keterangan saksi dan olah TKP.
"Ya, kasus itu masih dalam penyelidikan. Kita sudah ke lokasi dengan mengamankan barang bukti berupa baja ringan, genting dan kayu. Itu dilakukan untuk mengetahui adanya penyelewengan atau tidak," ungkapnya.
Dijelaskan, dari hasil pemeriksaan sejumlah saksi, Gedung KKG Bojong dibangun sekitar tahun 2008. Bangunan tersebut merupakan proyek dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan dengan pembangunan dilaksanakan oleh rekanan atau CV.
"Pembangunan dahulu dikerjakan oleh rekanan," katanya.
Sebelumnya diberitakan, atap gedung Kelompok Kerja Guru (KKG) di Desa Ketitang Kidul, Kecamatan Bojong, Sabtu (13/2) kemarin, roboh dan menimpa empat orang siswa di dalamnya. Satu korban di antaranya kritis dan terpaksa dilarikan ke rumah sakit lantaran luka robek pada bagian kepalanya cukup parah.
Kejadian itu berlangsung tiba-tiba di saat beberapa siswa hendak melakukan latihan catur di gedung tersebut. Tepatnya pukul 8.45, atap di langit-langit gedung tersebut ambruk dan menimpa keempat siswa yang tengah melakukan pembinaan catur dalam rangka persiapan pekan olahraga pemuda daerah (POPDA) tingkat Kabupaten Pekalongan. Suara gerumuh material yang jatuh sontak mengagetkan masyarakat di sekitar gedung, hingga berlarian menuju lokasi.
Ambruknya gedung tersebut sedang berlangsung kegiatan pembinaan untuk catur siswa SD tingkat Kecamatan Bojong. Para siswa tersebut akan mengikuti seleksi POPDA tingkat Kabupaten Pekalongan. Namun, tiba-tiba atap bangungan tersebut runtuh.
Ada enam siswa yang akan mengikuti pembinaan catur POPDA di lokasi itu. Namun yang datang baru 4 anak. Tiba-tiba atap bangunan roboh sebanyak tiga kali secara beruntun, hingga semua atap bangunan menimpa ke 4 siswa tersebut. (yon)