KEBUMEN (kebumenekspres.com) – Jembatan yang menghubungkan Desa Ayamputih – Desa Maduretno Kecamatan Buluspesantren, hingga kini tak kunjung perbaiki. Warga sekitar pun terpaksa menggunakan jembatan darurat yang berada tepat di samping bekas jembatan yang ambruk pada tahun 2014 lalu.
Jembatan darurat hanya bisa dilewati kendaraan roda, dan pejalan kaki saja. Dengan demikian, kendaraan roda empat yang menuju dan dari Desa Maduretno harus memutar.Seperti Anggota DPRD Kabupaten Kebumen Musito yang bertempat tinggal di Desa Maduretno. Ia mengaku melewati jembatan tersebut saat ke sawah dengan berjalan kaki.
Sedangkan untuk ke kantor Dewan yang menggunakan mobil ia pun harus melalui jalan lain yang tembus Desa Waluyo. " Sebenarnya usulan agar jembatan tersebut dibangun sudah sejak lama, namun hingga kini belum juga direalisasikan," kata Musito saat ditemui Ekspres, Jumat (12/2/2016).
Menurut Musito, sebagai wakil rakyat, ia pun kerap ditanya warga terkait kapan pelaksanaan pembangunan jembatan tersebut. Pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak terkait, Namun hingga kini belum mendapatkan jawaban yang pasti.
Harapan adanya penanganan jembatan tersebut juga disampaikan oleh Marsiyem (60), warga Desa Maduretno. Mengingat, keberadaan jembatan permanen di tempat itu sangat penting sebagai penghubung antar desa. Kondisi yang ada saat ini sangat menyulitkan warga untuk membawa hasil pertanian.
Apalagi jembatan daruratnya hanya terbuat dari bambu. Kondisinya pun sudah membahayakan. "Di jalan ini juga menjadi sepi dan terkesan angker karena tidak ada kendaraan roda empat yang lewat," kata Marsiyem.
Sementara itu, Kabid Bina Marga pada Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Kebumen Haryono Wahyudi didampingi Kasi Jalan Misrodin mengaku sudah menerjunkan petugas untuk mengecek kondisi jembatan tersebut. "Kita sudah tindaklanjuti," katanya.
Dijelaskannya, DPU menggunakan skala prioritas, sehingga belum dibangunnya jembatan yang menghubungkan Desa Ayamputih – Desa Maduretno itu bukan karena diabaikan. Namun butuh proses. "Mudah-mudahan bisa segera dibangun," ucapnya. (mam)
Jembatan darurat hanya bisa dilewati kendaraan roda, dan pejalan kaki saja. Dengan demikian, kendaraan roda empat yang menuju dan dari Desa Maduretno harus memutar.Seperti Anggota DPRD Kabupaten Kebumen Musito yang bertempat tinggal di Desa Maduretno. Ia mengaku melewati jembatan tersebut saat ke sawah dengan berjalan kaki.
Sedangkan untuk ke kantor Dewan yang menggunakan mobil ia pun harus melalui jalan lain yang tembus Desa Waluyo. " Sebenarnya usulan agar jembatan tersebut dibangun sudah sejak lama, namun hingga kini belum juga direalisasikan," kata Musito saat ditemui Ekspres, Jumat (12/2/2016).
Menurut Musito, sebagai wakil rakyat, ia pun kerap ditanya warga terkait kapan pelaksanaan pembangunan jembatan tersebut. Pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak terkait, Namun hingga kini belum mendapatkan jawaban yang pasti.
Harapan adanya penanganan jembatan tersebut juga disampaikan oleh Marsiyem (60), warga Desa Maduretno. Mengingat, keberadaan jembatan permanen di tempat itu sangat penting sebagai penghubung antar desa. Kondisi yang ada saat ini sangat menyulitkan warga untuk membawa hasil pertanian.
Apalagi jembatan daruratnya hanya terbuat dari bambu. Kondisinya pun sudah membahayakan. "Di jalan ini juga menjadi sepi dan terkesan angker karena tidak ada kendaraan roda empat yang lewat," kata Marsiyem.
Sementara itu, Kabid Bina Marga pada Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Kebumen Haryono Wahyudi didampingi Kasi Jalan Misrodin mengaku sudah menerjunkan petugas untuk mengecek kondisi jembatan tersebut. "Kita sudah tindaklanjuti," katanya.
Dijelaskannya, DPU menggunakan skala prioritas, sehingga belum dibangunnya jembatan yang menghubungkan Desa Ayamputih – Desa Maduretno itu bukan karena diabaikan. Namun butuh proses. "Mudah-mudahan bisa segera dibangun," ucapnya. (mam)