agung/ekspres |
Korban nekat mandi di sungai Dulang yang mengalir di belakang pondok pada Rabu (10/2) sore. Bersama dengan korban, ada sekitar tujuh santri yang lain. Namun hanya Ahmad Safingi yang terbawa arus.
"Sungai memang sudah naik sekitar dua meter saat korban dan teman-temannya nekat mandi. Saat itu hujan turun sudah satu jam dan arusnya memang deras. Mereka bergantian terjun ke sungai, menghanyutkan diri lalu menggapai batang bambu dan menepi," ungkap Mansyur, Sekrertaris Desa Bulus.
Hendak mengikuti apa yang dilakukan teman-temannya, ternyata batang bambu yang hendak digapai patah sehingga santri kelas V SD itu hanyt. Peristiwa itu dilihat Nasir warga Bulus. Nasir mengaku menyaksikan tubuh korban timbul tenggelam terbawa arus, lalu hilang ketika melewati pusaran air.
"Arus begitu deras dan tidak ada peralatan keselamatan, sehingga saya tidak berani" kata Nasir.
Nasir melaporkan peristiwa itu kepada warga dan pengelola pondok, dilanjutkan operasi pencarian. Tim SAR Kabupaten Purworejo yang mendapat laporan kejadian itu juga ikut melakukan pencarian.
Jenazah korban ditemukan warga Bulus Agus Setiono, tersangkut kayu dan tumpukan sampah di RT 01 RW 06 Dusun Banjaran Desa Gintungan Bayan, kurang lebih satu kilometer
dari lokasi kejadian sekitar pukul 09.45. "Saya lihat seperti ada rambut, setelah dicek ternyata kepala korban," katanya.
Tubuh korban dievakuasi tim SAR dan dibawa ke pondok pesantren. Jenazah kemudian dibawa pulang ke rumah orang tuanya di Kelurahan Bayem Kutoarjo untuk dimakamkan. "Sesuai permintaan orang tuanya, korban diminta segera dipulangkan. Adanya kecelakaan itu mengingatkan kita untuk hati-hati," tutur KH Hasan Agil Al Baabud, pengasuh PP Al Iman Bulus. (baj)