 |
| andi/ekspres |
Gampang (45) warga setempat mengatakan, kondisi jembatan yang ada saat ini hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Setiap harinya, jembatan diliintasi pelajar dan warga untuk menjalankan aktifitas keseharian. Kondisi jembatan yang sempit tentu saja memepersulit penggula jalan yang hendak melintasi jembatan.
“Selama ini hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Untuk mobil harus memutar melalui Desa Caok dengan jarak tempuh sekitar 45 menit. Padahal kalau melintasi jembatan ini hanya memakan waktu 15 menit. Pengendara sepeda motor juga harus bergantian saat melintasi jembatan, karena tida bisa untuk simpangan,” ucapnya, kemarin.
Gampang melanjutkan, sejak dibangun sekitar tahun 1980 silam, jembatan itu belum pernah diperbaiki. Padahal beberapa konstruksi bangunan sudah mulai mengalami kerusakan. Hal itu terlihat dari besi jembatan yang mulai berkarat dan pondasi jembatan yang mulai keropos dan rusak terkikis derasnya aliran sungai saat banjir.
“ Beberapa bangunan sudah mulai rusak, kalau banjir warga merasa sangat khawatir saat melintas jembatan. Kami berharap jembatan ini bisa segera diperbaiki, kalau bisa malah dibangun jembatan yang baru dengan ukuran yang lebih lebar,” harapnya.
Harto (56) warga lain mengatakan, jembatan itu menjadi pintu utama meuju kawsan Desa Wisata Karangrejo. Dengan kondisi jembatan yang kurang memadai, sangat menyulitkan warga dalam mengembangkan potensi desa yang ada. Padahal keberadaan Desa Wisata Karangrejo mulai dilirik masyarakat luas.
“Sering ada kegiatan wisata di desa kami. Menurut informasi yang kami terima dalam tahun ini akan dibangun jembatan baru. Semoga saja bisa segera terealisasi, karena warga memang sangat membutuhkan adanya jembatan yang memadai,” ucapnya. (ndi).
