PURWOREJO- Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun akademik 2015/2016 Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP) yang dimulai sejak 27 Januari lalu, resmi berakhir pada Kamis (25/2). Sebanyak 866 mahasiswa yang diterjunkan di 43 desa merah secara serentak ditarik oleh Dosen Pembimbing
Lapangan (DPL) di masing-masing desa.
Rektor UMP, Drs H Supriyono MPd mengatakan, sebanyak 43 desa lokasi KKN tersebar di 8 Kecamatan, yakni Loano, Banyuurip, Kemiri, Bagelen, Pituruh, Ngombol, Purwodadi, dan Bener. Secara keseluruhan, program KKN yang didukung oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masayarakat (BKBPM) Purworejo terlaksana dengan baik sesuai tujuan. "KKN tahun ini diikuti sebanyak 866 mahasiswa, terdiri atas 300 mahasiswa laki-laki dan 566 perempuan," katanya.
Ketua LPPM UMP, Dr Sriyono MPd, menjelaskan, selama satu bulan mengikuti KKN. Sejumlah program kerja digagas mahasiswa sesuai dengan tema KKN, yakni memberdayakan masyarakat menuju desa berkemajuan. Salah satu hasil yang belum pernah diperoleh pada program KKN sebelumnya yakni, pendataan penyandang disabilitas di masing-masing desa lokasi KKN.
“KKN UMP menitikberatkan pada program pengentasan kemiskinan, sedangkan program lain menyesuaikan kondisi masyarakat. Pendataan terhadap penyandang disabilitas ini merupakan program baru yang didukung oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah,” jelasnya.
Menurutnya, pendataan penyandang disabilitas merupakan upaya untuk membantu pemerintah dalam menyejahterakan masyarakat yang memiliki keterbatasan fisik. Data yang terhimpun selanjutnya akan dikirimkan ke PP Muhammadiyah dan menjadi pijakan UMP untuk merumuskan program-program pendampingan pemberdayaan.
“Saat ini baru tahap pemetaan. Selanjutnya akan kita rumuskan program-program apa yang sesuai bagi penyandang disabilitas, khususnya pada KKN berikutnya. Kami juga akan melakukan koordinasi dengan Ikatan Disabilitas Purworejo,” lanjutnya.
Terkait jumlah penyandang disabilitas yang berhasil didata, pihaknya belum dapat menyebutkan angka pastinya. Sebab, laporan dari masing-masing kelompok KKN masih akan diferivikasi dan dihitung kembali oleh tim LPPM.
“Dari laporan yang masuk, masing-masing desa terdapat sekitar 3-17 penyandang disabilitas. Dengan jumlah 43 kelompok, diperkirakan jumlah
totalnya mencapai lebih dari seratus orang,” ungkapnya. (ndi)
Lapangan (DPL) di masing-masing desa.
Rektor UMP, Drs H Supriyono MPd mengatakan, sebanyak 43 desa lokasi KKN tersebar di 8 Kecamatan, yakni Loano, Banyuurip, Kemiri, Bagelen, Pituruh, Ngombol, Purwodadi, dan Bener. Secara keseluruhan, program KKN yang didukung oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masayarakat (BKBPM) Purworejo terlaksana dengan baik sesuai tujuan. "KKN tahun ini diikuti sebanyak 866 mahasiswa, terdiri atas 300 mahasiswa laki-laki dan 566 perempuan," katanya.
Ketua LPPM UMP, Dr Sriyono MPd, menjelaskan, selama satu bulan mengikuti KKN. Sejumlah program kerja digagas mahasiswa sesuai dengan tema KKN, yakni memberdayakan masyarakat menuju desa berkemajuan. Salah satu hasil yang belum pernah diperoleh pada program KKN sebelumnya yakni, pendataan penyandang disabilitas di masing-masing desa lokasi KKN.
“KKN UMP menitikberatkan pada program pengentasan kemiskinan, sedangkan program lain menyesuaikan kondisi masyarakat. Pendataan terhadap penyandang disabilitas ini merupakan program baru yang didukung oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah,” jelasnya.
Menurutnya, pendataan penyandang disabilitas merupakan upaya untuk membantu pemerintah dalam menyejahterakan masyarakat yang memiliki keterbatasan fisik. Data yang terhimpun selanjutnya akan dikirimkan ke PP Muhammadiyah dan menjadi pijakan UMP untuk merumuskan program-program pendampingan pemberdayaan.
“Saat ini baru tahap pemetaan. Selanjutnya akan kita rumuskan program-program apa yang sesuai bagi penyandang disabilitas, khususnya pada KKN berikutnya. Kami juga akan melakukan koordinasi dengan Ikatan Disabilitas Purworejo,” lanjutnya.
Terkait jumlah penyandang disabilitas yang berhasil didata, pihaknya belum dapat menyebutkan angka pastinya. Sebab, laporan dari masing-masing kelompok KKN masih akan diferivikasi dan dihitung kembali oleh tim LPPM.
“Dari laporan yang masuk, masing-masing desa terdapat sekitar 3-17 penyandang disabilitas. Dengan jumlah 43 kelompok, diperkirakan jumlah
totalnya mencapai lebih dari seratus orang,” ungkapnya. (ndi)