ILUSTRASI |
Hal inilah yang disampaikan oleh Kahfi dan Aris Kurniawan dalam mengawali pelatihan jurnalistik, yang diselenggarakan di aula Roemah Martha Tilaar (RMT) Gombong, Sabtu da Minggu (30-31 Januari 2016).“Jurnalis sebagai pewarta, mucul untuk membawa perubahan yang lebih baik, dan porsinya harus berimbang” tutur Kahfi didampingi Aris Kurniawan dalam penjelasannya tentang sejarah jurnalistik.
Dijelaskannya seorang wartawan jangan takut untuk kehabisan ide atau bahan berita. Pasalnya bahan berita selalu tersedia dimanapun dan gratis. Setiap media memiliki apa yang disebut kelayakan berita. “Setiap media memiliki kebijakan redaksional yang berpijak kepada visi misi masing-masing ideologi,” terangnya.
Sementara itu pemateri lainnya Robi Fitrianto, yang juga wartawan di salah satu media Nasional, berasal dari kota Gombong, yang berniat untuk dapat berbagi ilmu dengan para kaum muda mengatakan pelatihan jurnalistik itu penting untuk dikenalkan kepada para pemuda.
Ini untuk meningkatkan minat tulis dan baca para generasi muda. “Kami ingin mengenalkan kepada siswa agar lebih mengerti dan memahami dunia Jurnalistik, serta menumbuhkan minat baca dan budaya menulis pada siswa” paparnya.
Marketing and Communication Roemah Martha Tilaar Alona Novensa mengatakan salah satu dari empat pilar Rumah Marta Tilaar adalah Beauty Education, yakni untuk turut serta memberikan pendidikan kepada masyarakat sekitar, Roemah Martha Tilaar menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik dengan tema “Menegaskan Kembali Budaya Baca dan Tulis”.
Pelatihan yang diikuti oleh 40 siswa dilaksanakan di Rumah Marta Tilaar di jalan Sempor Lama 28. Adapun para peserta pelatihan merupakan siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di daerah Gombong dan sekitarnya. (mam)