KEBUMEN (kebumenekspres.com)– Program-program unggulan Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuad dan Wakil Bupati KH Yazid Mahfudz, mendapat respons positif dari banyak kalangan. Dukungan pun mengalir. Salah satunya datang dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kebumen dan Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Kesehatan Primer Indonesia (PKFI) Kebumen.
Kedua organisasi tersebut menyambut positif dan siap mendukung program yang dicanangkan Yahya Fuad-Yazid Mahfudz terutama di bidang kesehatan. Komitmen untuk mendukung dan menyukseskan program Bupati dan Wakil Bupati itu diungkap dalam pertemuan IDI dan PKFI, baru-baru ini. Pertemuan dihadiri oleh Ketua IDI Cabang Kebumen, dr Pudjo Trimakno, Ketua PKFI Kebumen dokter Jen Alif Latifah Helmy, Ketua Majelis Kode Etik Kedokteran (MKEK) IDI Kebumen dokter Chanifudin, Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sruweng dokter Hasan Bayuni serta sejumlah pengurus IDI Kebumen.
Hasilnya, IDI dan PKFI siap menyukseskan program kesehatan yang meliputi, upaya penurunan kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), pengadaan ambulans gratis bagi warga miskin, peningkatan layanan dengan rumah sakit di Kebumen yang saling terhubung dan gerakan anti merokok.
Pudjo Trimakno mengatakan, program ambulans gratis yang dicanangkan Bupati-Wakil Bupati akan sangat bermanfaat bagi warga miskin. Sebenarnya saat ini, warga miskin yang sudah memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) dapat memanfaatkan ambulans secara gratis di puskesmas. Namun, itu belum diikuti dengan adanya tersedianya tenaga sopir. "Selama ini, petugas Puskesmas masih harus merangkap sebagai sopir bila ada warga miskin yang membutuhkan pertolongan ambulans gratis," katanya.
Di sisi lain, Pudjo mengatakan, sangat mengapresiasi pencanangan kampung KB yang diresmikan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Lilis Fuad Yahya, baru lalu. Program KB, menurutnya, menjadi salah satu cara efektif dalam upaya menekan AKI dan AKB di Kebumen.
Dalam rangka ikut berperan serta menurunkan angka AKI dan AKB, IDI telah berkomitmen untuk memberikan layanan hingga ke pelosok Kebumen. Salah satunya, dengan menempatkan 90 orang dokter keluarga ditambah dokter gigi 24 orang yang sudah menjangkau sebagian besar wilayah Kebumen. Namun, itu masih belum mencukupi. Untuk itu, tahun ini pihaknya mengusulkan untuk meningkatkan fasilitas kesehatan tingkat pertama di seluruh pelosok kecamatan. Usulan penambahan faskes tingkat pertama tersebut sudah sampaikan ke Dinas Kesehatan untuk kemudian diteruskan BPJS Kesehatan.
Ketua PKFI Kebumen dokter Jen Alif Latifah Helmy menyatakan, sejumlah kecamatan yang masih kurang dokter keluarga meliputi kecamatan Puring, Sadang, Ayah, Alian, Karanggayam, Karangsambung, Mirit dan Padureso. "Seluruh anggota kami sudah siap menutup kekurangan itu. Saat ini, sudah ada 10-20 yang akan segera diterjunkan untuk mengisi kecamatan yang kekurangan dokter keluarga. Mudah-mudahan jumlah itu akan terus bertambah hingga seluruh wilayah terlayani dokter keluarga," kata Jen Alif.
Ketua Majelis Kode Etik Kedokteran (MKEK) IDI Kebumen dokter Chanifudin mengingatkan kepada para dokter untuk bisa memenuhi standar profesi dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Bagi dokter keluarga untuk mencermati kerja sama dengan BPJS Kesehatan. Misalnya, jika tidak praktik wajib ada dokter pengganti. "Selain itu, dokter juga harus terus menjalin komunikasi dan silaturahmi dengan teman sejawat,’’ ujar dokter Chanif yang juga mantan ketua IDI Kebumen tersebut.
Kepada bupati dan wakil bupati yang baru, dokter Khanif menyampaikan, IDI Kebumen siap menjadi konsultan untuk kebijakan dalam bidang kesehatan, termasuk untuk mendapatkan opini pembanding. IDI juga siap memberikan informasi dan rekomendasi yang bisa dipertanggungjawabkan.(cah)
Kedua organisasi tersebut menyambut positif dan siap mendukung program yang dicanangkan Yahya Fuad-Yazid Mahfudz terutama di bidang kesehatan. Komitmen untuk mendukung dan menyukseskan program Bupati dan Wakil Bupati itu diungkap dalam pertemuan IDI dan PKFI, baru-baru ini. Pertemuan dihadiri oleh Ketua IDI Cabang Kebumen, dr Pudjo Trimakno, Ketua PKFI Kebumen dokter Jen Alif Latifah Helmy, Ketua Majelis Kode Etik Kedokteran (MKEK) IDI Kebumen dokter Chanifudin, Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sruweng dokter Hasan Bayuni serta sejumlah pengurus IDI Kebumen.
Hasilnya, IDI dan PKFI siap menyukseskan program kesehatan yang meliputi, upaya penurunan kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), pengadaan ambulans gratis bagi warga miskin, peningkatan layanan dengan rumah sakit di Kebumen yang saling terhubung dan gerakan anti merokok.
Pudjo Trimakno mengatakan, program ambulans gratis yang dicanangkan Bupati-Wakil Bupati akan sangat bermanfaat bagi warga miskin. Sebenarnya saat ini, warga miskin yang sudah memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) dapat memanfaatkan ambulans secara gratis di puskesmas. Namun, itu belum diikuti dengan adanya tersedianya tenaga sopir. "Selama ini, petugas Puskesmas masih harus merangkap sebagai sopir bila ada warga miskin yang membutuhkan pertolongan ambulans gratis," katanya.
Di sisi lain, Pudjo mengatakan, sangat mengapresiasi pencanangan kampung KB yang diresmikan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Lilis Fuad Yahya, baru lalu. Program KB, menurutnya, menjadi salah satu cara efektif dalam upaya menekan AKI dan AKB di Kebumen.
Dalam rangka ikut berperan serta menurunkan angka AKI dan AKB, IDI telah berkomitmen untuk memberikan layanan hingga ke pelosok Kebumen. Salah satunya, dengan menempatkan 90 orang dokter keluarga ditambah dokter gigi 24 orang yang sudah menjangkau sebagian besar wilayah Kebumen. Namun, itu masih belum mencukupi. Untuk itu, tahun ini pihaknya mengusulkan untuk meningkatkan fasilitas kesehatan tingkat pertama di seluruh pelosok kecamatan. Usulan penambahan faskes tingkat pertama tersebut sudah sampaikan ke Dinas Kesehatan untuk kemudian diteruskan BPJS Kesehatan.
Ketua PKFI Kebumen dokter Jen Alif Latifah Helmy menyatakan, sejumlah kecamatan yang masih kurang dokter keluarga meliputi kecamatan Puring, Sadang, Ayah, Alian, Karanggayam, Karangsambung, Mirit dan Padureso. "Seluruh anggota kami sudah siap menutup kekurangan itu. Saat ini, sudah ada 10-20 yang akan segera diterjunkan untuk mengisi kecamatan yang kekurangan dokter keluarga. Mudah-mudahan jumlah itu akan terus bertambah hingga seluruh wilayah terlayani dokter keluarga," kata Jen Alif.
Ketua Majelis Kode Etik Kedokteran (MKEK) IDI Kebumen dokter Chanifudin mengingatkan kepada para dokter untuk bisa memenuhi standar profesi dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Bagi dokter keluarga untuk mencermati kerja sama dengan BPJS Kesehatan. Misalnya, jika tidak praktik wajib ada dokter pengganti. "Selain itu, dokter juga harus terus menjalin komunikasi dan silaturahmi dengan teman sejawat,’’ ujar dokter Chanif yang juga mantan ketua IDI Kebumen tersebut.
Kepada bupati dan wakil bupati yang baru, dokter Khanif menyampaikan, IDI Kebumen siap menjadi konsultan untuk kebijakan dalam bidang kesehatan, termasuk untuk mendapatkan opini pembanding. IDI juga siap memberikan informasi dan rekomendasi yang bisa dipertanggungjawabkan.(cah)