setyaki/radarjogja |
JOGJA - Suasana duka tampak di kediaman Mayor Pnb Ivy Safatillah, 37, di Jalan Perintis Kemerdekaan No 2, RT 28/007, Pandeyan, Umbulharjo, Jogja, Rabu (10/2). Sang istri, Diana Fitri, 34, tak kuasa menahan kesedihan setelah mendengar kabar jatuhnya pesawat yang dipiloti suaminya itu.
Dia duduk di kursi didampingi kedua orang tuanya, sesekali menyeka air matanya. Sementara duduk di bawah kedua putranya setia menunggui. Keduanya, Dafa Firasandi Zain, 9, dan Aqsha Irfan Maulana, 7, seperti belum mengetahui kondisi terakhir ayahnya.
Diana mengatakan, bertemu terakhir dengan suaminya pada Senin pagi (8/2). Saat itu Mayor Ivy hendak berangkat menuju Malang untuk kembali bertugas. Diana menjelaskan, sebelumnya Mayor Ivy pulang ke Jogja pada Jumat sore (5/2). Di akhir pekan itu, Mayor Ivy menyempatkan bermain dengan anaknya dan bertemu keluarga besar. ”Mas Ivy pulang seminggu sekali. Jumat sampai ke Jogja, Senin pagi berangkat ke Malang lagi,” katanya.
Komunikasi terakhir sang istri dengan almarhum adalah Rabu pagi (10/2). Sebelum terbang, Ivy sempat menelepon Diana dan menanyakan kondisi kedua anaknya serta janin dalam kandungan Diana. Ivy pun memastikan kedua anaknya, Rasya dan Aqsa sudah berangkat sekolah. ”Ya teleponan seperti biasa. Dia bilang mau terbang jam 07.00, saya pesan untuk hati-hati. Saya tidak menyangka itu terakhir berkomunikasi,” ujarnya.
Diana mengetahui kabar meninggalnya suaminya sekitar pukul 12.00 WIB. Saat itu, menurutnya, kondisinya masih simpang siur. Teman-temannya banyak yang menanyakan melalui pesan singkat (SMS). ”Habis itu nyetel TV, dari situ saya tahu? kalau sudah tidak ada,” ungkapnya.
Menurutnya, sang suami adalah sosok yang perhatian dengan keluarga dan tidak pernah egois. Selalu mengajarkan anak-anaknya sifat sebagai laki-laki. ”Mengajarkan tanggung jawab sebagai laki-laki. Baik sama semua orang, juga sayang dengan putra-putranya,” tuturnya.
Putra pertama almarhum, Dafa Firasandi Zain, seperti belum mengetahui apabila ayahnya telah meninggal. Bocah gemuk itu mengatakan, dia bertemu terakhir dengan ayahnya pada Senin (7/2). Dia mengaku kalau lutut kanannya sakit selepas jatuh dari sepeda pada Minggu sore kepada sang ayah. Murid kelas 3 di SD Rejowinangun itu mengaku dekat dengan ayahnya. Dia juga mengatakan, sang ayah sudah menyiapkan nama untuk adiknya yang masih dikandungan. ”Namanya Ranggalawe,” ujarnya.
Sementara itu, mertua Mayor Ivy atau ibunda Diana, Asmawati Sinduwijoyo, 50, mengaku sudah memiliki firasat. Dia merasa janggal ketika Ivy berpamitan kepadanya. Berbeda dari sebelumnya, pamitan tersebut seperti tidak akan bertemu lagi.”Dia salaman, memeluk saya lalu mencium pipi kiri dan kanan, setelah itu berpamitan berangkat ke Malang.
Dia bilang, minta maaf kalau selama ini ada kesalahan. Saya bilang akan mendoakan biar selalu selamat dalam bertugas,” tuturnya.
Sebelumnya, Asmawati mengatakan, Ivy belum lama ini baru mengajak istrinya yang hamil 8 bulan melakukan periksa USG. Diketahui janin yang dikandung Diana adalah laki-laki. ”Katanya laki-laki, ganteng, hidungnya mbangir mirip bapaknya,” ujarnya.
Ditemui di rumah duka, Danlanud Adisutjipto Marsma TNI Imran Baidirus mengatakan, jenazah almarhum rencananya akan dimakamkan di TMP Kusumanegara, Kamis (11/2) sekitar pukul 10.00 WIB. ”Dimakamkan di taman makam pahlawan karena yang bersangkutan telah memenuhi syarat dan keluarga menyetujui,” jelasnya.
Mayor Marcelinus Ardha Kilat, teman satu angkatan Mayor Ivy di AAU angkatan 200, mengatakan, Ivy adalah sosok yang humoris, enerjik, mudah srawung, dan bisa masuk ke semua kalangan teman-temannya. (riz/ila)