ADI PRASETYAWAN/RASO |
KARANGANYAR -- Bukit Tasin yang longsor Jumat (12/2) sudah begitu dahsyat hingga menyapu jembatan, satu rumah dan sebanyak 15 tiang listrik, serta menyebabkan ratusan warga di Dusun Pengkok dan Dusun Pondok, Desa Beruk, Kecamatan Jatiyoso terisolasi. Tapi ternyata, longsoran itu hanya sebagian kecil dari rekahan tanah sepanjang 460 meter di bukit setempat.
Kepala Pelaksana BPBD Karanganyar Nugroho mengungkapkan, material tanah yang melorot pada Rabu-Jumat (10-12/2) belum ada separo dari rekahan tanah yang terdeteksi di bukit Tasin.
Rekahan tersebut sudah terdeteksi sejak longsor besar 2007. Saat itu, seluruh penduduk Tasin yang berjumlah 120 kepala keluarga harus dievakuasi.
”Rekahan tanah di puncak bukit itu panjangnya 460 meter berbentuk tapal kuda. Kalau longsor kemarin (Rabu-Jumat 10-12/2) hanya sebagian kecil dari bukit,” kata Nugroho kepada Jawa Pos Radar Karanganyar, Minggu (14/2).
Artinya, masih ada potensi longsor di wilayah tersebut. Untuk itu, akses jalan yang melintas di bawah bukit akan ditutup saat hujan. Termasuk jalan alternatif yang kini dilintasi warga Dusun Pengkok dan Dusun Pondok, Desa Beruk yang terisolasi. BPBD juga menetapkan Desa Beruk sebagai zona merah peta rawan bencana di Karanganyar.
”Karakternya (tanah, Red) mirip dengan Dusun Guyon, Desa Tengklik di Tawangmangu yang mengalami pergerseran tanah. Di Beruk, pergerserannya terlihat kasat mata, beda dengan di Tengklik yang tidak terlihat. Jika intensitas hujan tinggi, pergerakan tanah semakin cepat,” beber Nugroho.
Lebih lanjut diterangkan Kepala Pelaksana BPBD Karanganyar, tanda-tanda akan terjadinya longsor bisa dikenali antara lain tiang listrik dan pohon mulai miring serta guguran tanah kecil di bukit yang terus terjadi.
Mengingat kondisi tersebut, BPBD ekstrawaspada termasuk ketika hendak membangun jembatan darurat penghubung Desa Wonorejo dan Desa Beruk.
Bagaimana kondisi warga Dusun Pondok dan Dusun Pengkok setelah aliran listrik mati total? Salah seorang warga Dusun Pengkok Paino, 49, mengatakan, listrik dari PLN mulai hidup Sabtu pukul 19.00.
"Ini sedikit mengurangi beban warga,” kata Paino ditemui saat melintasi jalan darurat kemarin. Selain itu, warga dibantu relawan mulai memperlebar jalan tersebut agar bisa dilewati kendaraan bermotor.
”Jalan di bangun di bekas jembatan penghubung Desa Beruk dan Desa Wonorejo. Tapi baru bisa dilewati pejalan kaki,” ungkap Kepala UPT Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Wilayah Karanganyar Selatan Sugeng. (adi/wa)