SUDARNO AHMAD/EKSPRES |
Demikian mengemuka dalam Seminar Nasional "Profesional Perawat dalam Menghadapi MEA" yang digelar dalam rangka Musyawarah Daerah (Musda) IX PPNI Kebumen di Hotel Candisari Karanganyar, Kamis (31/3/2016). Bupati Kebumen HM Yahya Fuad yang membuka seminar sekaligus menjadi pembicara dalam seminar yang diikuti sekitar 1.500 peserta yang terdiri atas perawat dan mahasiswa keperawatan tersebut.
Seminar tersebut juga menghadirkan Ketua PPNI Pusat Harif Fadillah yang mengangkat materi Kebijakan PPNI dalam menghadapi Asean Economic Community atau Masyarakat Ekonomi Asean (AEC/MEA). Pembicara lain adalah alumnus Stikes Muhammadiyah Gombong yang menjadi carewoker di Jepang, Agung Mardiana Wahyuni yang mengangkat pertanyaan besar, "Sudah Siapkah Menghadapi MEA?"
Dalam kesempatan itu, Bupati HM Yahya Fuad menekankan perlunya penyiapan SDM perawat agar mampu menghadapi serta melayani kemungkinan adanya orang asing atau rumah sakit asing di Kebumen. Potensi bandara di Kulonprogo serta infrastruktur yang makin baik di Kebumen, akan meningkatkan kemungkinan tersebut. Karena itu, dia meminta para perawat perlu meningkatkan kompetensinya. "Termasuk dalam hal ini penguasaan bahasa internasional yaitu bahasa Inggris," ujarnya.
Selain itu perlu penyiapan SDM perawat agar mampu juga bersaing di ASEAN. Perlunya pengaturan untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya para perawat asing maupun rumah sakit asing di Kebumen. Juga meningkatkan profesional perawat dalam menangani kasus akibat kemungkinan masuknya penyakit yang dibawa oleh orang asing atau perawat yang pulang dari luar negeri.
"Para Pengurus PPNI Kebumen dituntut untuk dapat mewujudkan PPNI sebagai organisasi yang bersifat independen, non politik dan berakidah Islam, serta mengakomodasi berbagai kepentingan dan potensi anggota," tegas Yahya Fuad.
Ketua PPNI Pusat Harif Fadillah menekankan agar perawat dituntut lebih peduli pada lingkungan sekitar. Institusi pendidikan harus memasukkan nilai-nilai tersebut kepada mahasiswanya. Dengan lebih care kepada masyarakat sekitar, perawat akan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. "Jaman dahulu perawat tidak hanya dihormati dan dihargai di masyarakat tetapi menjadi panutan," tandasnya menyebutkan jangan sampai perawat Indonesia akan digantikan perawat asing.(ori)