KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Suasana semarak terlihat di SMP Negeri 4 Gombong, Kamis tengah pekan lalu (24/3/2016). Sebuah kreasi janur kuning yang biasa dipergunakan untuk menyambut tamu dalam acara pernikahan terdapat di halaman depan.
Kemeriahan makin terasa di halaman tengah. Sebuah panggung megah berukuran 9x4 meter didirikan. Ditempat itulah para siswa unjuk kebolehan menampilkan kreatifitas di bidang seni dan budaya. Dari tari-tarian, menyanyi, ansamble, kesenian kentongan, rebana dan masih banyak lagi. Kegiatan yang berlangsung dari pagi baru selesai menjelang sore.
Kepala Sekolah SMP N 4 Gombong, Diyun Arifin SPd MPd menyampaikan, pagelaran seni yang diikuti sedikitnya 240 siswa itu bertujuan mengukur sejauh mana hasil proses belajar mengajar mata pelajaran (mapel) Seni Budaya. Juga, sebagai proses dan tahapan yang harus dilalui siswa sebelum menempuh Ujian Nasional pada Mei mendatang.
Pada kegiatan kemarin, selain mengundang pejabat dari Dinas Pendidikan Pemuda dan lah Raga (Dikpora), pihak sekolah juga mengundang wali murid. Selain itu, guru-guru mapel seni budaya dari sekolah lain serta siswa- siswa dari 32 SD di Kecamatan Gombong, Sempor dan sekitarnya. Kegiatan yang bersifat tahunan digelar dengan meriah sekaligus untuk memeringati HUT sekolah ke 59. "Ulang tahun sekolah sebenarnya jatuh pada 17 Juli mendatang. Namun kali ini kita barengkan dengan kegiatan pagelaran seni budaya," ujarnya.
Sekolah yang beralamat di Jalan Yos Sudarso Timur 44 Gombong tersebut memang tergolong sekolah "tua" di Kebumen. Awalnya, sekolah tersebut bernama Sekolah Teknik (ST) dan sekolah ketrampilan sebelum menjadi sekolah umum tingkat pertama seperti sekarang. Dengan sejarah panjangnya itu, Diyun mengaku ingin sekolahnya memiliki keunggulan dibanding sekolah lain.
"Ternyata banyak siswa di sekolah kami banyak yang berbakat di bidang seni. Jadi kami ingin kesenian menjadi salah satu unggulan di SMPN 4 tanpa mengurangi prestasi akademik," katanya.
Selain itu, untuk menanamkan cinta budaya sejak dini, pihak sekolah mengeluarkan aturan bagi para siswanya mengenakan baju batik sekali dalam sebulan. "Setiap hari kamis pada minggu terakhir, siswa mengenakan baju batik di sekolah," imbuh Diyun.
Guru pengampu mata pelajaran Seni Budaya, Sentot Sulistyono SPd mengamini ucapan Diyun Arifin. Menurut Sentot, upaya terus dilakukan untuk mendukung pengembangan bidang seni di sekolah tersebut. Selain mengasah para siswa dengan berbagai ketrampilan di bidang seni, sarana prasana dipenuhi. Yang terbaru, sekolah mendapat bantuan dari pemerintah satu set gamelan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Itu melengkapi sejumlah bidang kesenian yang sudah ada sebelumnya, seperti marching band, rebana, dan band. (cah)
Kemeriahan makin terasa di halaman tengah. Sebuah panggung megah berukuran 9x4 meter didirikan. Ditempat itulah para siswa unjuk kebolehan menampilkan kreatifitas di bidang seni dan budaya. Dari tari-tarian, menyanyi, ansamble, kesenian kentongan, rebana dan masih banyak lagi. Kegiatan yang berlangsung dari pagi baru selesai menjelang sore.
Kepala Sekolah SMP N 4 Gombong, Diyun Arifin SPd MPd menyampaikan, pagelaran seni yang diikuti sedikitnya 240 siswa itu bertujuan mengukur sejauh mana hasil proses belajar mengajar mata pelajaran (mapel) Seni Budaya. Juga, sebagai proses dan tahapan yang harus dilalui siswa sebelum menempuh Ujian Nasional pada Mei mendatang.
Pada kegiatan kemarin, selain mengundang pejabat dari Dinas Pendidikan Pemuda dan lah Raga (Dikpora), pihak sekolah juga mengundang wali murid. Selain itu, guru-guru mapel seni budaya dari sekolah lain serta siswa- siswa dari 32 SD di Kecamatan Gombong, Sempor dan sekitarnya. Kegiatan yang bersifat tahunan digelar dengan meriah sekaligus untuk memeringati HUT sekolah ke 59. "Ulang tahun sekolah sebenarnya jatuh pada 17 Juli mendatang. Namun kali ini kita barengkan dengan kegiatan pagelaran seni budaya," ujarnya.
Sekolah yang beralamat di Jalan Yos Sudarso Timur 44 Gombong tersebut memang tergolong sekolah "tua" di Kebumen. Awalnya, sekolah tersebut bernama Sekolah Teknik (ST) dan sekolah ketrampilan sebelum menjadi sekolah umum tingkat pertama seperti sekarang. Dengan sejarah panjangnya itu, Diyun mengaku ingin sekolahnya memiliki keunggulan dibanding sekolah lain.
"Ternyata banyak siswa di sekolah kami banyak yang berbakat di bidang seni. Jadi kami ingin kesenian menjadi salah satu unggulan di SMPN 4 tanpa mengurangi prestasi akademik," katanya.
Selain itu, untuk menanamkan cinta budaya sejak dini, pihak sekolah mengeluarkan aturan bagi para siswanya mengenakan baju batik sekali dalam sebulan. "Setiap hari kamis pada minggu terakhir, siswa mengenakan baju batik di sekolah," imbuh Diyun.
Guru pengampu mata pelajaran Seni Budaya, Sentot Sulistyono SPd mengamini ucapan Diyun Arifin. Menurut Sentot, upaya terus dilakukan untuk mendukung pengembangan bidang seni di sekolah tersebut. Selain mengasah para siswa dengan berbagai ketrampilan di bidang seni, sarana prasana dipenuhi. Yang terbaru, sekolah mendapat bantuan dari pemerintah satu set gamelan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Itu melengkapi sejumlah bidang kesenian yang sudah ada sebelumnya, seperti marching band, rebana, dan band. (cah)