ilustrasi |
Berdasarkan penelusuran koran ini, harga lebih miring menjadi alasan utama penggunaan obat batuk dan obat nyamuk sebagai oplosan minuman keras. Selain lebih murah, miras cap "obat batuk" itu rasanya sama saja dengan buatan pabrik. "Alasan utamanya tentu saja karena harganya lebih murah. Dengan modal 15 ribu sudah dapat banyak," kata salah satu warga yang enggan disebut nama, kemarin (27/3/2016).
Lalu bagaimana caranya? Menurutnya, biasanya obat batuk kemasan ini dicampur dengan bahan lain. Selain miras asli yang harganya paling murah, obat batuk kemasan juga tak jarang dicampur dengan obat nyamuk oles. "Adanya obat batuk kemasan membuat miras oplosan lebih enak dan tahan lama," imbuh dia.
Dimintai tanggapannya secara terpisah, Kapolres Kebumen AKBP Alpen SH SIK MH melalui Kasatreskrim AKP Willy Budiyanto SH MH tak menampik adanya fenomena anak muda mabuk dengan minuman oplosan semacam itu. Bahkan tak jarang, penggunanya adalah remaja tanggung alias Anak Baru Gede (ABG), seperti pada komunitas penggemar musik jenis tertentu. "Mereka dengan mudah mendapatkannya karena (obat batuk cair) sangat mudah didapatkan dan dijual bebas," katanya.
Itu tentu membuat prihatin. Yang jadi masalah, kata AKP Willy, aparat kesulitan menangani kasus seperti ini. Sebab, belum ada sanksi hukum yang berat bagi para pemakai. Jadi, para pengguna hanya dikenai pasal tindak pidana ringan (tipiring).
Oleh karena itu, AKP Willy menghimbau, agar warga masyarakat khususnya para orang tua lebih waspada memperhatikan pergaulan anak-anaknya. Kewaspadaan ini sangat penting, agar tidak ada korban akibat kejadian semacam ini. Apalagi, beberapa kali, minuman keras utamanya oplosan, telah merenggut nyawa di Kebumen. "Kepada para orang tua kami menghimbau agar dapat mengawasi pergaulan anak-anak mereka. Sayangilah mereka. Salah satunya dengan menjaganya dari salah pergaulan yang bisa berakibat fatal," ujarnya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Kebumen, dr H Pudjo Trimakno membenarkan, ada zat-zat dalam obat batuk cair yang berbahaya bagi kesehatan bila dikonsumsi tak sesuai anjuran. Apalagi, bila mengkonsumsinya terus menerus dalam jangka panjang. "Bila dipakai dalam jangka panjang bisa berakibat menyerang saraf pusat. "Kalau dipakai dalam jangka panjang dan terus menerus bisa berakibat fatal," katanya.(cah)