andi/ekspres |
Karmi menjelaskan, mulanya putranya lahir dalam keadaan normal dengan berat 3,8 kg, bahkan hingga berusia 9 bulan badannya relatif gemuk. Namun memasuki usia satu tahun, diamatinya tidak ada perkembangan yang signifikan.
Saat itu Fajar mengalami panas selama dua hari dan sempat dirawat di rumah sakit. Menurut dokter yang memeriksa, awalnya didiagnosa sakit tetanus pusar, namun kemudian difonis sakit saraf di otak kecilnya.
"Fajar tidak bisa tengkurap, leher tidak bisa tegap dan tidak bisa berkomunikasi seperti anak normal. Selama ini apabila menginginkan sesuatu, fajar hanya bisa memberi tanda dengan menangis," ucapnya.
Selama ini sang buah hati juga tidak pernah diberi susu, baru diberi susu setelah sakit beberapa waktu lalu. Hal ini karena penghasilannya sebagai penjahit permak tidak menentu, sehingga tidak mencukupi untuk membeli susu. Sang suami yang bekerja sebagai buruh disalah satu rumah makan bebek goreng di Sidoarjo, selama ini hanya mengirim uang sebesar 500 ribu setiap bulannya.
Beberapa waktu yang lalu, Fajar sempat di rawat di RSUD Tjitrowardojo Purworejo karena susah buang air kecil. Saat berobat di RSUD, Karmi tidak menggunakan asuransi BPJS hanya menggunakan Surat Keterangan Keluarga Miskin (SKKM).
Hal ini diketahui oleh Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM, yang langsung menjenguk bocah malang tersebut. Bupati hadir bersama Fatimah Ferena Prihastyari SE, Kepala Dinsosnakertrans Purworejo Drs Sutrisno M Si, Camat Kaligesing dan beberapa pihak swasta yang akan memberikanbantuan.
"Ini bukan kasus gizi buruk, tetapi diduga terserang virus Cytomegalovirus (CMV). “Virus CMV adalah virus burung kalau tidak segera ditangani akan menyerang saraf otak, sehingga membuat tubuhnya tidak berdaya," kata Bupati
Pihaknya, melalui Dinas Kesehatan sudah menyiapkan Jamkesda agar dapat berobat secara gratis. Dinas Sosial juga akan memberikan jaminan hidup (jadup) sebesar Rp. 300 ribu setiap bulan. Bupati juga menyerahkan bantuan sejumlah uang dan bantuan sembako. (ndi)