ANDI/EKSPRES |
"Tahun ini ada tujuh sekolah, masing-masing dua sekolah di tingkat SMP sederajat, 2 sekolah menengah atas dan 3 sekolah menengah kejuruan," kata Ketua Panitia Ujian Nasional 2016 Kabupaten Purworejo, Ery Prayitno, kemarin.
Berbeda dengan pelaksanaan ujian nasional berbasis kertas atau menggunakan lembar jawab biasa, ujian nasional berbasis komputer dalam pelaksanaannya akan dilakukan secara bergelombang. Hal tersebut disesuaikan dengan jumlah komputer yang disediakan dengan peserta ujian.
"Dari ketujuh sekolah, hanya satu sekolah yang bisa menggelar ujian dalam dua gelombang," imbuh Ery.
Adapun sekolah-sekolah yang hendak melaksanakan ujian menggunakan komputer antara lain SMPN 2 dan SMPN 3 (jenjang SMP sederajat), SMAN dan SMAN 7 (jenjang SMA) dan SMKN 1, SMKN 2 serta SMK Pembaharuan di jenjang sekolah menengah kejuruan.
Secara prinsip, sambungnya, semua sekolah yang siap akan menggunakan komputer, telah menyatakan siap dan lolos dari verifikasi di tingkat kabupaten dan provinsi. "Sekolah-sekolah itu juga telah menggelar simulasi yang diikuti semua calon peserta ujian," tambahnya.
Salah satu sekolah penyelenggara UNBK, SMK Pembaharuan (PN) Purworejo telah menyatakan kesiapannya. Diikuti sekitar 209 siswa, laboratorium komputer yang disediakan berada di 3 lokal.
"Jumlah komputer yang kita sediakan ada 80 unit. Ruang pelaksanaan ujian di tiga ruang dan di setiap ruang disiapkan seorang proktor yang akan membimbing siswa menggunakannya dan seorang teknisi dari internasl sekolah. Sementara pengawas dilakukan dua orang dengan sistem silang sekolah yang sama-sama UNBK," kata Kepala SMK PN, Suhad.
Penggunaan komputer untuk mengerjakan ujian nasional, menurut Suhad, amat efektif, karena materi soal berbeda-beda sehingga meminimalisir upaya siswa untuk saling mencontek.
"Anak juga bisa hemat waktu karena tidak perlu menggunakan pensil untuk menjawab. Dan kelonggaran waktu bisa dimanfaatkan siswa untuk mengulang melihat soal yang dirasa belum benar jawabannya," imbuh Suhad. (ndi)