ilustrasi |
Ruri (25) mengaku merasakan gempa sekitar 15 detik. Warga Desa Wonosari Kecamatan Kebumen mengaku sempat dibuat kaget oleh gempat yang terjadi di 8.30 LS-107.32 BT dan tak berpotensi tsunami tersebut. . Namun demikian, gempa tak sampai membuat panik. "Awalnya saya tidak menyadari ada gempa. Baru setelah melihat lampu bergoyang-goyang dan melihat di televisi, baru saya sadar telah terjadi gempa. Tapi tak ada kepanikan hanya kaget, katanya semalam.
Tak semua warga Kebumen menyadari ada gempa semalam. Bahkan warga yang tinggal di daerah pesisir pun mengaku tak merasakan. Seperti Kepala Desa Surorejan Puring, Sarwono yang mengaku tak tahu terjadi gempa malam tadi. "Kami tidak merasakan gempa, begitupun warga di daerah kami aman," ujarnya.
Gempa juga tak dirasakan warga di kawasan utara Kebumen. Kepala Desa Sadangwetan, Kecamatan Sadang, Eko Hadi Saputro dihubungi semalam tak tahu ada gempa. "Gak terasa, Mas. Saya malah tak tahu ada gempa," kata Eko.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sendiri mengatakan Gempa berkekuatan 6,1 skala richter (SR) terjadi di Garut, Jawa Barat tak berpotensi tsunami.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, belum ada laporan kerusakan dan korban jiwa akibat gempa berkekuatan 6,1 skala richter (SR) terjadi di Garut, Jawa Barat.
Gempa terjadi di 101 km barat daya Garut pada pukul 21.45 WIB. Pusat gempa berasa di Samudera Hindia pada kedalaman 10 km. Menurut Sutopo, gempa cukup dangkal dan berada pada sisi dalam lempeng Eurasia sehingga dirasakan oleh masyarakat di sekitar Selatan Jabar, sebagian Banten dan Jawa Tengah. "Gempa terasa cukup kuat selama 3-4 detik di Garut. Masyarakat berhamburan keluar rumah. Gempa terasa kuat juga dirasakan oleh masyarakat di Kabupaten Cianjur, Tasikmalaya, Sukabumi, Ciamis dan Kota Bandung. Daerah di selaran Garut menerima guncangan paling keras karena berdekatan dengan pusat gempa. Masyarakat sebagian keluar rumah," terang Sutopo. (cah/dtc/jpnn)