CAHYO/EKSPRES |
KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Di era keterbukaan informasi akibat pesatnya perkembangan teknologi, anak dan remaja rentan menjadi "korban". Untuk mencegah hal tersebut, peran orang tua sangat dibutuhkan. Dalam hal ini, para orang tua diminta terbuka dan bukan malah menghindar dari kemajuan teknologi..Selain itu, orang tua harus memiliki strategi tepat mengarahkan anak memiliki kesadaran menggunakan teknologi dengan benar.
Hal itu terungkap dalam sarasehan "Pola Asuh Anak di Era Digital" yang digelar SMP Pius Bakti Utama Gombong, Sabtu (2/4/2016). Kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan sekolah setempat diikuti sebanyak 150 wali murid. Adapun narasumber, praktisi pendidikan dari Jogjakarta, Drs Nasarius Sudaryono MSi.
Nasarius Sudaryono mengatakan, era teknologi sepenuhnya bakal terjadi dua dasawarsa ke depan. Saat itu, dunia seperti menjadi satu lantaran informasi yang begitu mudah didapat. Bahkan, era teknologi itu sudah dimulai dari sekarang dengan makin mudahnya orang mengakses informasi melalui internet. Makin mudah lagi, lantaran kepemilikan smart phone dan gadget makin merata terutama para remaja.
Menyikapi hal itu, orang tua harus segera menyesuaikan diri. "Para orang tua jangan bersikap teoratif dan negatif dalam menyikapi teknologi. Mereka harus terbuka dan mengikuti perkembangan teknologi. Orang tua sekarang tak boleh gagap teknologi agar bisa memahami jiwa anak. Dengan pemahaman itu, orang tua memberikan pendampingan agar anak dapat menarik kesimpulan yang benar terhadap penggunaan teknologi," katanya.
Selain itu, orang tua harus memiliki strategi tepat agar anak memiliki kesadaran menggunakan teknologi dengan benar. Nasarius mencontohkan, orang tua tak bisa lagi hanya sekedar melarang anak-anak mereka berlama-lama dengan ponsel dibanding belajar atau berinteraksi dengan lingkungan. Namun, orang tua harus memberikan penjelasan mengapa berlama-lama dengan ponsel memiliki konsekuensi tak bagus bagi mereka. "Dan yang terpenting, orang tua juga harus konsekuen dan memberi contoh," imbuhnya.
Kepala Sekolah SMP Pius Bakti Utama Gombong, Enggar Rochmiadi SPd mengatakan, kegiatan kemarin menjadi upaya pihak sekolah menyikapi maraknya kepemilikan dan penggunaan ponsel di kalangan pelajar. Penggunaan ponsel itu bahkan sudah menjurus kepada rendahnya atensi (perhatian) siswa untuk belajar. "Kami mengundang orang tua agar mereka dapat ikut mengantisipasi dampak negatif penggunaan teknologi. Apalagi, perkembangan anak tak bisa sepenuhnya diserahkan kepada pihak sekolah. Waktu anak-anak lebih banyak dihabiskan di rumah daripada di sekolah," katanya.
Pendampingan dirasa makin penting karena tak lama lagi siswa SMP Pius Bakti Utama Gombong akan menempuh Ujian Nasional. Di sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Seraphine Bakti Utama tersebut, ada 70 siswa yang akan menempuh UN. (cah)