ILUSTRASI |
“Kami tinggal menunggu bupati siap meloncing kapan. Karena izin trayek sudah turun dan tinggal start saja,” kata Ketua Koperasi Angkutan Jalan Raya (Kopajar) yang juga operator taksi, M Wachyono, Jumat (29/4).
Nantinya kendaraan taksi ini akan mangkal di seputar alun- alun Purbalingga dan beberapa titik ramai kegiatan masyarakat lainnya. Jika bupati bulan depan meloncingnya, maka bisa dipastikan akan mulai beroperasi pada pekan yang sama.
“Tarif buka pintu diusulkan Rp 5.000 dan per kilometer Rp 4.000. Namun semua akan kembali dibahas ketika sudah waktunya,” imbuhnya.
Prinsipnya semuaa perizinan dan prosedur sudah ditempuh dan taksi siap mendukung transportasi di Purbalingga. Apalagi Purbalingga sudah semakin berkembang dan maju dari tahun ke tahun.
Sebelumnya, dari pengajuan awal, pihaknya mengusulkan sebanyak 35 unit armada taksi. Namun kali ini hanya maksimal 15 taksi dalam tahap awal pelaksanaan operasional. Bertahap akan ditambah sesuai kebutuhan dan perizinan yang berlaku.
Ia juga menjelaskan, pengadaan taksi di Purbalingga telah melalui berbagai pertimbangan. Antara lain volume taksi ke Purbalingga dari Purwokerto semakin meningkat. Dari keterangan pengusaha taksi di Purwokerto, 40 persen pengguna taksi yang berasal dari luar daerah, ternyata warga Purbalingga.
Masyarakat membutuhkan angkutan tersebut untuk belanja di Purwokerto atau ke stasiun pada malam hari. Sebagian anggota masyarakat, juga menginginkan sarana transportasi yang lebih eksklusif.
Data yang dihimpun Radarmas, pengadaan taksi di Purbalingga mendapatkan penolakan dari Osaka, yaitu pengusaha angkutan kota. Mereka khawatir adanya taksi semakin memperburuk pendapatan dan penumpang angkutan kota. (amr)