DPU Bangun Jembatan Bonjok Adimulyo
KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Perbaikan jalan di sejumlah ruas di Kabupaten Kebumen seperti menjadi proyek abadi karena nyaris setiap tahun dilakukan. Seperti yang terjadi di ruas jalan Mertokondo - Karangsambung dan Tembana - Peniron - Karanggayam.
Tahun ini pun, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Kebumen kembali menggelontorkan anggaran untuk memperbaiki kedua ruas jalan itu yang mengalami kerusakan cukup parah. Masing-masing mendapat anggaran Rp 3 miliar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) reguler 2016.
Berlebihnya muatan kendaraan (over tonase), terutama truk pengangkut pasir, menjadi salah satu pemicu kerusakan jalan di Kabupaten Kebumen, termasuk di dua ruas jalan tersebut. "Tiap ruas jalan memiliki kelas jalan sesuai klasifikasinya, seperti jalan kelas II dan jalan kelas III. Ini disesuaikan dengan batas kemampuan dalam menyangga beban," ujar Kepala DPU Kabupaten Kebumen Slamet Mustholkah ST MT didampingi Kepala Bidang Bina Marga DPU Kebumen Haryono Wahyudi ST MT dan sejumlah kasie Bidang Bina Marga kepada Ekspres di Gedung Press Centre Kompleks Setda, Kamis (7/4/2016).
Dijelaskan Slamet, pembatasan tonase kendaraan, memang diperlukan untuk menjaga kondisi jalan agar tidak mengalami kerusakan. Tapi kenyataannya, masih banyak kendaraan-kendaraan dengan tonase berlebih yang melintas. Akibatnya jalan pun menjadi rusak karena tidak mampu menahan beban kendaraan. Kondisi ini diperparah dengan curah hujan yang tinggi belakangan ini. Sebab, air hujan, apalagi jika tergenang menjadi 'musuh' bagi lapisan aspal.
Selain dua faktor tersebut, DPU juga menghadapi kendala anggaran untuk memperbaiki jalan-jalan yang rusak. Sehingga DPU pun melakukan perbaikan secara bertahap dan menggunakan prinsip skala prioritas.
"Seperti ruas Mertokondo - Karangsambung yang panjangnya 17 kilometer kita lakukan perbaikan secara bertahap. Tapi ya itu tadi, karena tonase berlebih, jalan rusak lagi. Jadi kesannya seperti perbaikan abadi," kata Slamet Mustolkhah.
Disinggung mengenai penanganan terhadap kendaraan over tonase, Slamet enggan berkomentar banyak karena menjadi kewenangan dinas lain.
Slamet menambahkan, dari total 975,15 panjang ruas jalan di Kebumen, 176,69 km diantaranya dalam kondisi rusak berat. Sementara 150,21 km rusak ringan, 199,61 kondisinya sedang dan 447,82 kilometer kondisinya baik.
Terkait jalan yang rusak, tahun ini Bidang Bina Marga DPU Kebumen mendapat anggaran sebesar Rp 176,246 miliar untuk pembangunan dan pemeliharaan jalan. Anggaran tersebut berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU), Bantuan Provinsi (Banprov) dan DAK.
Dari anggaran tersebut difokuskan untuk tiga program kegiatan, yakni program pemeliharaan jalan dan jembatan, pembangunan infrastruktur pedesaan dan program peningkatan jalan dan jembatan.
"Sejumlah ruas jalan kita bangun dengan menggunakan rigid beton agar lebih awet," imbuhnya.
DPU juga melakukan pengadaan semen (PC) sebanyak 45.376 zak senilai 2,92 miliar bagi desa maupun kelurahan untuk perbaikan jalan dan jembatan.
Khusus untuk jembatan, ada empat jembatan yang dibangun dengan total anggaran sebesar Rp 6,449 miliar.
Jembatan yang menyedot anggaran terbesar adalah pembangunan jembatan Bonjok Adimulyo yang menelan anggaran Rp 4,25 miliar. Jembatan yang membentang di atas Kali Kemit ini nantinya akan menghubungkan jalan kabupaten mulai dari Kuwarasan hingga Adimulyo.
"Pembebasan lahan warga sudah dilakukan, tinggal pembangunan jembatan dan infrastruktur pendukungnya saja. Itupun akan segera dilakukan dalam waktu dekat ini," ucap Slamet yang diamini Haryono Wahyudi. (has)
KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Perbaikan jalan di sejumlah ruas di Kabupaten Kebumen seperti menjadi proyek abadi karena nyaris setiap tahun dilakukan. Seperti yang terjadi di ruas jalan Mertokondo - Karangsambung dan Tembana - Peniron - Karanggayam.
Tahun ini pun, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Kebumen kembali menggelontorkan anggaran untuk memperbaiki kedua ruas jalan itu yang mengalami kerusakan cukup parah. Masing-masing mendapat anggaran Rp 3 miliar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) reguler 2016.
Berlebihnya muatan kendaraan (over tonase), terutama truk pengangkut pasir, menjadi salah satu pemicu kerusakan jalan di Kabupaten Kebumen, termasuk di dua ruas jalan tersebut. "Tiap ruas jalan memiliki kelas jalan sesuai klasifikasinya, seperti jalan kelas II dan jalan kelas III. Ini disesuaikan dengan batas kemampuan dalam menyangga beban," ujar Kepala DPU Kabupaten Kebumen Slamet Mustholkah ST MT didampingi Kepala Bidang Bina Marga DPU Kebumen Haryono Wahyudi ST MT dan sejumlah kasie Bidang Bina Marga kepada Ekspres di Gedung Press Centre Kompleks Setda, Kamis (7/4/2016).
Dijelaskan Slamet, pembatasan tonase kendaraan, memang diperlukan untuk menjaga kondisi jalan agar tidak mengalami kerusakan. Tapi kenyataannya, masih banyak kendaraan-kendaraan dengan tonase berlebih yang melintas. Akibatnya jalan pun menjadi rusak karena tidak mampu menahan beban kendaraan. Kondisi ini diperparah dengan curah hujan yang tinggi belakangan ini. Sebab, air hujan, apalagi jika tergenang menjadi 'musuh' bagi lapisan aspal.
Selain dua faktor tersebut, DPU juga menghadapi kendala anggaran untuk memperbaiki jalan-jalan yang rusak. Sehingga DPU pun melakukan perbaikan secara bertahap dan menggunakan prinsip skala prioritas.
"Seperti ruas Mertokondo - Karangsambung yang panjangnya 17 kilometer kita lakukan perbaikan secara bertahap. Tapi ya itu tadi, karena tonase berlebih, jalan rusak lagi. Jadi kesannya seperti perbaikan abadi," kata Slamet Mustolkhah.
Disinggung mengenai penanganan terhadap kendaraan over tonase, Slamet enggan berkomentar banyak karena menjadi kewenangan dinas lain.
Slamet menambahkan, dari total 975,15 panjang ruas jalan di Kebumen, 176,69 km diantaranya dalam kondisi rusak berat. Sementara 150,21 km rusak ringan, 199,61 kondisinya sedang dan 447,82 kilometer kondisinya baik.
Terkait jalan yang rusak, tahun ini Bidang Bina Marga DPU Kebumen mendapat anggaran sebesar Rp 176,246 miliar untuk pembangunan dan pemeliharaan jalan. Anggaran tersebut berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU), Bantuan Provinsi (Banprov) dan DAK.
Dari anggaran tersebut difokuskan untuk tiga program kegiatan, yakni program pemeliharaan jalan dan jembatan, pembangunan infrastruktur pedesaan dan program peningkatan jalan dan jembatan.
"Sejumlah ruas jalan kita bangun dengan menggunakan rigid beton agar lebih awet," imbuhnya.
DPU juga melakukan pengadaan semen (PC) sebanyak 45.376 zak senilai 2,92 miliar bagi desa maupun kelurahan untuk perbaikan jalan dan jembatan.
Khusus untuk jembatan, ada empat jembatan yang dibangun dengan total anggaran sebesar Rp 6,449 miliar.
Jembatan yang menyedot anggaran terbesar adalah pembangunan jembatan Bonjok Adimulyo yang menelan anggaran Rp 4,25 miliar. Jembatan yang membentang di atas Kali Kemit ini nantinya akan menghubungkan jalan kabupaten mulai dari Kuwarasan hingga Adimulyo.
"Pembebasan lahan warga sudah dilakukan, tinggal pembangunan jembatan dan infrastruktur pendukungnya saja. Itupun akan segera dilakukan dalam waktu dekat ini," ucap Slamet yang diamini Haryono Wahyudi. (has)