WISNU AJI/RADAR KUDUS |
Saat ditemukan, kondisi korban dan istrinya mengenaskan. Mata dan mulutnya dilakban. Tangannya terikat. Posisinya tidur telentang. Beruntung istri korban masih bernyawa dan bias diselamatkan tim medis.
Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Kudus kemarin, kasus tersebut diduga pencurian disertai kekerasan (curras) hingga menyebabkan korban tewas. Peristiwa itu baru diketahui pukul 08.30.
Saat itu, anak korban, Firoh ditelepon karyawan korban. Di mana korban mempunyai dua toko emas di pasar. Namun hingga pukul 08.30, korban belum juga datang ke tokonya. Para karyawan pun penasaran. Akhirnya, Firoh menelepon kakaknya Ahmad Sodikin untuk mengecek ke rumah korban.
Setelah dicek, rumah korban lampunya masih menyala. Pintu depan dalam keadaan terkunci dari dalam. Ahmad Sodikin yang mempunyai kunci ganda rumah korban lantas membukanya. Di ruang tamu tidak ditemukan apa-apa. Namun, ketika berjalan ke belakang, pintunya sudah terbuka. Akhirnya anak korban menyusuri semua kamar.
Alangkah terkejutnya, dia melihat bapak dan ibunya dalam kondisi mata dan mulut dilakban serta tangan terikat. Keduanya tergeletak di lantai dalam kondisi telentang. Korban Sarno sudah meninggal dunia. Sementara Damisih pingsan.
”Saya sangat kaget mengetahui itu. Kedua orang tua saya langsung dilarikan ke RSUD dr R Soetrasno Rembang,” kata Firoh kepada Jawa Pos Radar Kudus kemarin.
Wartinah, tetangga korban juga mengaku kaget setelah anak korban berteriak histeris melihat orang tuanya menjadi korban pencurian disertai pembunuhan. Sontak warga pun langsung berkerumun di lokasi kejadian. Disusul dengan cepat petugas kepolisian didampingi perangkat desa.
”Pak Haji Sarno orangnya supel dengan semua orang. Setiap Subuh selalu salat berjamaah dengan istrinya di masjid. Namun tadi pagi (kemarin, Red) keduanya tidak terlihat sama sekali. Tahu-tahu yang laki-laki meninggal dan perempuan kondisi pingsan,” kata tetangga korban ini.
Hal senada diutarakan Kasturi, warga lainnya. Dia menyampaikan, rumah korban cukup luas dan memanjang. Informasinya, pelaku masuk lewat belakang rumah korban, karena dari depan tampak masih terkunci. ”Kami tidak tahu pasti jam berapa kejadiannya. Sebab, tidak ada warga yang melihat ada orang masuk ke rumah tersebut,” ungkapnya.
Warga pun ikut prihatin dengan peristiwa ini. Apalagi, pasangan suami-istri ini akan menjalankan ibadah haji bersama dengan anak-anaknya.
Kapolres Rembang AKBP Sugiarto melalui Wakapolres Kompol Pranandya Subiakto saat ditemui di TKP (tempat kejadian perkara) mengamini kejadian pencurian disertai pembunuhan di Kaliori. Ini diperkuat dengan tangan korban diikat menggunakan seutas tali dan mulut serta matanya dilakban. Termasuk istrinya yang sama-sama dilakban dan tanganya diikat pelaku. ”Mengetahui informasi itu, kami langsung melakukan olah TKP dan memeriksa saksi-saksi,” ungkapnya.
Menurutnya, ada kekerasan terhadap korban, sehingga mengalami luka di kepala yang disertai dengan darah keluar dari mulut. Adapun untuk penyebab pasti kematiannya, polisi masih menunggu hasil otopsi yang dilakukan petugas Dokkes Polda Jateng.
Untuk barang yang hilang, belum diketahui pasti. Hanya perhiasan dan sejumlah uang di brankas raib dibawa pelaku. ”Untuk kerugian pastinya belum diketahui. Saat ini kami masih fokus mengungkap siap pelakunya,” tegasnya.
Berdasarkan hasil visum luar dari tim medis yang memeriksa korban, kematian bos emas ini diperkirakan sekitar enam jam sebelumnya, alias pukul 02.30. (noe/lil)