IMAM/EKSPRES |
Informasi yang berhasil dihimpun Ekspres di lokasi kejadian, ambrolnya jembatan terjadi sekitar pukul 17.00 WIB. Saat itu terdapat mobil colt bermuatan kayu yang melintas dari arah Barat ke Timur. Saat menyeberang dan hampir mencapai bibir sungai, tiba-tiba jembatan patah. Mobil pun kemudian terjebak di bahu jembatan. Mobil baru dapat diangkat pada malam harinya, menggunakan mobil derek.
Tak ada korban jiwa akibat peristiwa itu. Namun, akibat ambruknya jembatan, aktivitas warga terganggu. Sebab, kini mereka harus memutar dan menempuh jarak hingga 10 km dari yang semestinya hanya 300 meter. Sebab pengguna jalan harus memutar melalui Desa Jlegiwinangun Kecamatan Kutowinangun. “Tadi pagi anak-anak sekolah juga terpaksa diangkut mengggunakan motor Viar,” tutur Yanto (33) salah satu warga setempat kepada Ekspres, Rabu (18/5).
Warga pun berharap agar Pemerintah Kabupaten Kebumen dapat segera memperbaiki jambatan tersebut, mengingat itu menjadi merupakan satu-satunya akses jalan yang menghubungkan mereka dengan wilayah sekitarnya. Bahkan jembatan merupakan penghubung dua kecamatan, yakni Prembun dan Kutowinangun. “Masyarakat dan anak-anak sekolah sangat membutuhkan jembatan ini,” kata Yanto.
Siswanto (60) salah satu warga lainnya mengatakan, jembatan dibangun sekitar 15 tahun yang lalu. Dulu awalnya merupakan jembatan yang terbuat dari bambu yang dibangun pada tahun 1980. Jembatan dibangun menggunakan dana dari swadaya masyaralat. “Dulu waktu tahun 1980, jembatan dibanguan menggunakan bambu yang kemudian dibangun secara permanen. Kala itu warga dikenakan iuran sebesar Rp 100 ribu,” katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Kebumen Slamet Tholkah mengatakan, jembatan tersebut merupakan jembatan desa. DPU dan Sekda H Adi Pandoyo SH MSi telah melakukan telah survei jembatan yang rusak dan dalam waktu dekat akan mengusulkan kepada kepada bupati untuk diperbaiki. “Jika disetujui jembatan akan mulai dibangun pada tahun 2017 mendatang,” ucapnya. (mam)