Ilustrasi/DOK/EKSPRES |
Persak melakoni pertandingan terakhir putaran pertama Grup C Liga Nusantara (Linus) Regional Jawa Tengah melawan PSIP Pemalang, Minggu (1/5/2016) lalu. Mereka membutuhkan poin untuk mengamankan peluang lolos ke putaran berikutnya, mengingat saat itu Persak berada di posisi ketiga klasemen.
Alih-alih menang, kesebelasan kebanggaan Kebumen tersebut malah kalah 1-4 tim tuan rumah. Hasil itu membuat Persak kini terlempar di posisi juru kunci dengan 1 poin (1 kali seri dan dua kali kalah) atau terpaut 6 poin dari pemuncak klasemen Persikaba Blora yang mengoleksi nilai 7. Sementara tiga poin atas Persak membuat PSIP Pemalang naik ke peringkat dua dengan nilai 4. Adapun PSD Demak posisi tiga dengan nilai 2. Dengan komposisi itu, peluang Persak lolos ke babak berikutnya makin mengecil.
Hasil itu dilaporkan membuat sejumlah pendukung Persak yang menonton pertandingan lawan PSIP Pemalang meneriakan kekecewaan dan menuntut pergantian pelatih.
Manajer Persak Restu Gunawan mengaku bisa memahami aspirasi para pendukung yang kecewa hasil negatif di kandang PSIP Pemalang. Apalagi, secara teknis, sebenarnya kualitas permainan Fandi Ahmad dkk tak kalah dengan PSIP Pemalang. Namun, menurutnya, ada hal-hal yang bersifat non teknis mengganggu persiapan tim menjelang pertandingan melawan PSIP Pemalang.
Selain faktor cederanya beberapa pemain pilar, kejadian tak terduga semalam sebelum pertandingan ikut berpengaruh terhadap performa Persak. "Sebenarnya kualitas anak-anak tak kalah dari PSIP Pemalang. Namun, ada hal-hal tak terduga terjadi. Diawali dengan cederanya beberapa pemain, pada malam sebelum pertandingan ada
pemain diketahui tidur larut malam. Sayangnya, itu baru kami ketahui usai pertandingan," ujar Restu.(cah)