ISTIMEWA |
Informasi yang berhasil dihimpun Ekspres, kejadian memilukan tersebut pertama kali ditemukan oleh Yumaroh (23) yang tidak lain adalah istri korban sendiri.
Sekitar pukul 02.30 WIB, usai bangun tidur seperti biasa Yumaroh menuju ruang tamu untuk mengemas tempe yang hendak dijual ke pasar. Dan betapa terkejutnya saat menyalakan lampu ruang tamu, dia melihat sosok tubuh suaminya, tergantung tidak bernyawa di balok kayu ruang tamu dengan seutas tali plastik.
Sedetik kemudian Yumaroh pun berteriak meminta tolong. Dalam waktu singkat datang warga pun berdatangan ke lokasi kejadian. “Saat ditemukan korban sudah dalam keadaan meninggal,” tutur Kapolres Kebumen AKBP Alpen SIK SH MH melalui Kasat Reskrim Willy Budianto SH MH kepada Ekspres.
Peristiwa bunuh diri di Desa Purbowangi Kecamatan Buayan makin menambah daftar panjang kejadian serupa. Catatan koran ini, dari rentang waktu Februari hingga April 2016, sudah ada 4 kali peristiwa bunuh diri. Seperti pada Bulan Februari lalu, seorang pria warga RT 1 RW 5 Desa Tambakagung Kecamatan Klirong, Salimun (43) nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Kemudian pada 24 Maret, seorang remaja berusia 16 tahun warga RT 01 RW 03 Desa Tegalretno Kecamatan Petanahan, Alfin Mubarok juga mengakhiri hidupnya dengan cara yang sama. Memasuki bulan April, peristiwa bunuh diri kembali terjadi di Kecamatan Petanahan. Kali ini, korban adalah seorang remaja pria berusia 16 tahun yang sudah berkeluarga berinisial IW.
Masih di Bulan April, Sartiyah (37) warga RT 09 RW 6 Desa Giyanti Kecamatan Rowokele yang sehari-harinya sebagai pedagang, juga memilih mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Diduga korban frustasi karena masalah ekonomi. Ditarik ke belakang, setidaknya ada 6 korban tewas akibat bunuh diri di tahun 2015.
AKP Willy mengaku sangat prihatin dengan maraknya bunuh diri di Kebumen. Apapun alasan dan motifnya, kata dia, bunuh diri jelas tidak bisa dibenarkan. Bunuh diri merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab karena mencoba lari dari masalah.
Namun bunuh diri tidak akan menyelesaikan masalah dan justru akan menambah masalah baru bagi keluarga yang ditinggalkannya. Sebab keluarga korban, baik itu anak, istri maupun orang tuanya akan menanggung penderitaan yang lebih besar. Mereka akan malu sepanjang masa akibat perbuatan bunuh diri yang dilakukan oleh satu orang.
Di sisi lain, AKP Willy menghimbau, bila ada masalah hendaknya warga masyarakat diminta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. "Kehidupan manusia memang tidak bisa terlepas dari masalah dan persoalan, itu merupakan bentuk dinamika kehidupan. Namun Tuhan tidak mungkin akan memberikan cobaan yang melebihi batas kemampuan para hambanya."
“Maka dari itu carilah solusi dari setiap persoalan yang ada, dan yakinlah setiap masalah pasti ada jalan keluarnya,” ucap Willy.(mam)