sudarno ahmad/ekspres |
Bupati Kebumen HM Yahya Fuad, meminta masyarakat untuk melestarikan dan meningkatkan budaya gotong royong yang saat ini sudah mulai berkurang. Padahal gotong royong adalah ciri masyarakat Indonesia, termasuk masyarakat Kabupaten Kebumen.
Menurutnya, bahwa gotong royong selain merupakan warisan nenek moyang, juga menjadi kebudayaan yang harus dipertahankan. Saat ini budaya gotong royong masih ada yang bertahan dan ada juga yang hilang. Karena dengan gotong royong kesatuan dan persatuan di masyarakat akan tetap terjaga.
"Semangat gotong royong tidak dimiliki oleh negara lain. Oleh karena itu, kita agar nguri-uri budaya gotong royong, maka cita-cita kita akan terpenuhi," kata Yahya Fuad, saat mencanangkan gerakan gotong royong, kemarin pagi.
Bupati mencontohkan, pemerintah menggelontorkan bantuan bedah rumah melalui program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Untuk program bedah rumah ini tidak bakal terwujud jika tidak ada gotong royong dari masyarakat. Pasalnya, bantuan dari pemerintah hanya sebesar Rp 10 juta hingga Rp 15 juta. "Sisanya gotong royong dari masyarakat," tegasnya.
Bupati melanjutkan, selain untuk srawung, budaya gotong royong juga merupakan ibadah yang diperintahkan oleh agama. "Saya tegaskan mari gelorakan semangat gotong royong dalam segala hal," tandasnya.
Pada pencanangan tersebut, Bupati HM Yahya Fuad secara simbolis menanam pohon palem, yang dilanjutkan dengan pendirian tiang lampu penerangan jalan di desa setempat. Hadir mendampingi bupati, Sekda Adi Pandoyo, Kepala Bapermades Moh Amirudin, Asisten Sekda Mahfud Fauzi dan Tri Haryono, Kepala Dispendukcapil Frans Haidar, Kepala Dishutbun Djunaedi Faturakhman, Kepala Kantor Lingkungan Hidup Masagus Herunoto.(ori)