 |
| A.CHRISTIAN/RASO |
Siang kemarin (25/5), keteguhan iman Wanto diuji. Dia melihat tas tak bertuan tergeletak di salah satu meja Coral Restaurant hotel setempat. “Saya mondar-mandir sekitar setengah jam di sekitar meja itu. Setelah mengumpulkan keberanian, saya ambil (tas, Red) dan saya serahkan ke security,” ungkapnya.
Tak lama, seorang pria datang dan mengaku sebagai pemilik tas. “Bilangnya kalau itu adalah uang kantor miliknya. Setelah kami buka bersama, ternyata isinya uang tunai Rp 190 juta. Uangnya pecahan Rp 100 ribu-an,” terang pria warga Desa Tirtosworo, Kecamatan Giriwoyo, Wonogiri ini.
Ketika diminta menghadap pihak manajemen dan menunjukkan identitas, orang yang mengaku pemilik tas tak berkenan. “Katanya terburu-buru karena sudah ditunggu bosnya di mobil untuk melanjutkan perjalanan setelah check out. Saya tidak tahu dia jujur apa tidak, saya serahkan kepada Tuhan,” beber Wanto.
Berdasar keterangan petugas keamanan hotel, memang ada pria yang kebingungan mencari tas miliknya. “Pikiran saya jadi agak tenang. Saya takutnya kalau itu bukan tasnya,” ujar pria yang sudah bekerja di Solo Paragon Hotel & Residences sejak September 2015 tersebut.
Wanto yang sehari-hari nge-kos di kampung Tempurejo RT 05 RW 02 Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari masih tak percaya dengan kejadian yang dialaminya.
Apakah tidak ada niat untuk menyimpan sendiri tas berisi uang itu? Wanto menegaskan tak tebersit dipikirannya. “Kalau saya mau, saya bisa saja ambil uangnya. Di situ tidak ada CCTV (closed circuit television, Red) dan restoran dalam kondisi sepi,” ungkapnya. “Tapi hati tidak bisa dibohongi. Kalau saya ambil, pasti di rumah tidak akan tenang,” ujar Wanto yang kemarin kebagian sif pagi mulai pukul 05.30.
Penemuan tas berisi uang ratusan juta sampai di telinga manajemen Solo Paragon Hotel & Residences. Wanto diberikan penghargaan Golden Reward. “Dapat piagam sama tali asih dari kantor,” ucap Wanto.
Setelah itu, dia menjadi bahan candaan teman-temannya. Termasuk Novi, 21, sang pacar. “Diejek pacar saya. Katanya kan lumayan untuk modal nikah,” kelakarnya.
Sementara itu, Operation Direction Solo Paragon Budianto Wiharto mengaku bangga dengan sikap Wanto. “Masih ada yang jujur dan tulus. Ketika menemukan sesuatu yang cukup signifikan nilainya, tidak menggoyahkan mentalnya untuk memiliki. Karena dia (wanto, Red) tahu bukan haknya,” urainya.
Dia berharap sikap Wanto menular ke seluruh pegawai Solo Paragon Hotel & Residences. “Ini adalah contoh pegawai yang saya cari. Karena tidak sedikit orang yang gelap mata melihat uang,”tutur Budi. (atn/wa)
