PURWOREJO- Puluhan rumah warga di Desa Bapangsari Kecamatan Bagelen, terancam longsor dan hanyut akibat abrasi sungai Bogowonto. Jarak rumah warga kini sudah sangat dekat dengan bibir sungai. Warga merasa khawatir terlebih saat terjadi hujan deras dan air sungai meluap.
"Dulu jarak sungai dengan rumah warga mencapai 20-30 meter, saat ini hanya tinggal 1 meter. Bahkan ada yang sebagian rumah hilang dan pindah beberapa kali akibat tebing tergerus air sungai," tutur Kaur Kesra Desa Bapangsari, Tauhid, kemarin.
Tauhid mengatakan, Sungai Bogowonto yang melewati Desa Bapangsari, meliputi empat RW. Dimana dalam empat RW itu terdapat sejumlah rumah warga yang berada tepat dibibir sungai Bogowonto. "Ada lebih dari 20 rumah warga yang letaknya sangat dekat bibir sungai. Dari jumlah itu ada yang sudah ditinggalkan, sebagian lagi telah hanyut ke sungai," jelasnya.
Tauhid melanjutkan, warga sangat membutuhkan pengaman berupa penahan tebing sungai di lokasi itu. Sehingga warga tidak khawatir rumahnya terkena abrasi Sungai Bogowonto.
"Dulu juga banyak tanah milik warga yang hilang akibat abrasi sungai, dimana pekarangan- pekarangan itu kini telah berubah menjadi sungai,” katanya.
Selain terkena abrasi, warga juga masih diharuskan membayar pajak tanah (SPPT) dikantor pajak, terlebih banyak warga yang belum mengurus penghapusan pajak dikantor pajak. "Itulah yang membuat warga semakin menderita, sudah terencam jiwanya juga terancam harta bendanya," ucapnya.
Disampaikan, pemerintah Desa Bapansari telah berulangkali mengupayakan dengan membuat surat pengajuan ke dinas terkait, namun hingga saat ini belum ada kepastian terkait penanganan masalah itu.
"Setidaknya pemerintah bisa membuatkan pengaman, penahan tebing dengan pemasangan bronjong atau sejenisnya, agar rumah warga tidak hanyut ke sungai," harapnya. (ndi)
"Dulu jarak sungai dengan rumah warga mencapai 20-30 meter, saat ini hanya tinggal 1 meter. Bahkan ada yang sebagian rumah hilang dan pindah beberapa kali akibat tebing tergerus air sungai," tutur Kaur Kesra Desa Bapangsari, Tauhid, kemarin.
Tauhid mengatakan, Sungai Bogowonto yang melewati Desa Bapangsari, meliputi empat RW. Dimana dalam empat RW itu terdapat sejumlah rumah warga yang berada tepat dibibir sungai Bogowonto. "Ada lebih dari 20 rumah warga yang letaknya sangat dekat bibir sungai. Dari jumlah itu ada yang sudah ditinggalkan, sebagian lagi telah hanyut ke sungai," jelasnya.
Tauhid melanjutkan, warga sangat membutuhkan pengaman berupa penahan tebing sungai di lokasi itu. Sehingga warga tidak khawatir rumahnya terkena abrasi Sungai Bogowonto.
"Dulu juga banyak tanah milik warga yang hilang akibat abrasi sungai, dimana pekarangan- pekarangan itu kini telah berubah menjadi sungai,” katanya.
Selain terkena abrasi, warga juga masih diharuskan membayar pajak tanah (SPPT) dikantor pajak, terlebih banyak warga yang belum mengurus penghapusan pajak dikantor pajak. "Itulah yang membuat warga semakin menderita, sudah terencam jiwanya juga terancam harta bendanya," ucapnya.
Disampaikan, pemerintah Desa Bapansari telah berulangkali mengupayakan dengan membuat surat pengajuan ke dinas terkait, namun hingga saat ini belum ada kepastian terkait penanganan masalah itu.
"Setidaknya pemerintah bisa membuatkan pengaman, penahan tebing dengan pemasangan bronjong atau sejenisnya, agar rumah warga tidak hanyut ke sungai," harapnya. (ndi)