NIKKO AUGLANDY |
Mungkin belum banyak wong Solo yang tahu tentang Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah. Desa ini telah dinobatkan sebagai sepak bola. Beruntung Persis Solo memiliki bibit unggul dari sini.
--------------------------
NIKKO AUGLANDY, Solo
--------------------------
TULEHU telah melahirkan nama-nama tenar pesepakbola nasional. Seperti Khairil Anwar Persebaya, Imran Nahumaruri Persija, Ajie Lestaluhu PSM Makassar, Ramdani Persija, Hasyim Kipuw Arema Cronus, dan banyak lainnya.
“Lestaluhu itu seperti marga di sana. Banyak pemain bola yang marganya Lestaluhu sama seperti saya,” ujar pemain Persis Solo Gianini Lestaluhu
Di tersebut memiliki tiga lapangan sepak bola. Diantaranya lapangan Hurnala dan Darusalam. Desa tersebut juga punya tiga sekolah sepak bola (SSB). Yaitu, SSB Tulehu Putera, Maehanu FC, dan Hurnala FC.
“Johar Arifin (mantan ketua umum PSSI) meresmikan Tulehu sebagai kampung sepak bola. Tulehu hanya desa, tapi mungkin sepak bola itu seperti bakat alam. Anak-anak kecil di sana setiap sore sering bermain di lapangan walaupun tidak ada pelatihnya,” terang pemain Persis lainnya Risman Maidullah yang juga berasal dari desa setempat.
Risman adalah generasi ketiga pemain Persis yang berasal dari Tulehu. Sebelum Risman ada Syarif Marwal Lestaluhu yang jadi generasi pertama pemain dari Tulehu yang ada di Persis.
Kala itu dirinya datang dari tim Persikad Depok dan bermain di kompetisi Divisi Utama 2010 bersama Persis. Pemain emas Tulehu lainnya adalah Abduh Lestaluhu dan Rizky Pellu di musim 2011/2012.
Datang dengan label pemain eks SAD Uruguay, keduanya memberikan warna tersendiri bagi Persis kala itu. Saat ini, Rizky Pellu jadi pemain kunci PSM Makassar dan belum lama ini jadi kapten tim besar Mitra Kukar. Sedangkan Abduh Lestaluhu, lepas dari Persis langsung direkrut tim Persija Jakarta dan kini jadi bagian dengan tim PS TNI.
Sekarang yang tersisa di Persis dari Tulehu adalah bek Risman Maidullah dan striker Gianini Lestaluhu. Posisi Gianini yang didatangkan dari Persikad Depok memang belum mapan. Karena dirinya hanya dimainkan selama 40 menit babak pertama di kandang Persibangga Purbalingga.
Sedangkan Risman Maidullah paten menjadi pemain kunci Persis di sector wing back kanan. “Aku ke sini karena aku tau kakak sepupuku pernah main di sini. Seperti Abduh yang sekarang di PS TNI dan Risky Pellu di PSM. Aku ingin seperti mereka bisa besar namanya dari tim ini (Persis,Red),” urai Risman.
Karir Risman untuk jadi pemain sepak bola profesional diawali bergabung dengan tim junior Nusa Ina Ambon. “Tahun 2010 aku akhirnya bisa bergabung dengan tim LPI (Liga Prima Indonesia), Medan Chief, lalu 2011-2012 di Deltras,” ungkapnya.
Kemudian dia merantau lagi ke Persip Pekalongan 2013-2014 dan di Piala Kemerdekaan ikut PPSM Magelang. “Di Piala Jenderal Sudirman aku bisa masuk bergabung dengan tim PSM Makasar,” terang pria kelahiran 23 November 1993.
Risman bersyukur ternyata kota Solo cukup bersahabat dan membuatnya betah. “Selama aku pindah-pindah klub di banyak kota, Solo termasuk yang paling enak. Di sini teman-temannya baik-baik dan ramah. Teman saling support, terus suporternya juga besar sekali. Aku dari dulu pengin main di Persis Solo hanya ternyata rezekinya baru saat ini,” pungkas dia. (*/nik)