imam/ekspres |
Dalam penggrebegan tersebut Satpol PP, berhasil mengamankan 268 botol minuman keras jenis bir dan comyang berkadar alkohol tinggi. Selain itu dalam rumah makan tersebut, juga ditemukan daging babi. Alhasil Satpol PP pun lantas mensegel rumah makan tersebut.
Pantauan Ekspres di lokasi, warga berdatangan ke lokasi saat petugas melakukan penggrebegan. Maklum keberadaan rumah makan itu sendiri berada di area kota, yakni tepat berada di depan Hotel Nasional Kebumen.
Kasatpol PP Pemkab Kebumen RAI Ageng Sulistyo Handoko melalui Kabid Penegakkan Perda dan Peraturan Kepala Daerah Sugito Edi Prayitno mengatakan, operasi dilaksanakan berdasarkan maraknya laporan warga. “Setelah kami mendapatkan laporan dari warga, maka langsung melakukan penggerebegan,” tuturnya disela-sela pemeriksaan.
Dijelaskannya, berdasarkan laporan warga, rumah makan milik Jesica tersebut setiap malam kerap digunakan untuk pembelian dan tempat meminum minuman keras. Hal itu diperkuat dari hasil penggerebegan yang dilakukan oleh Satpol PP. “Pelaku telah pelanggar Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Kebumen nomor 3 tahun 2010 tentang perubahan atas peraturan daerah Kabupaten Kebumen nomor 2 tahun 2000 tentang Pengendalian dan pengawasan minuman keras,” terang Sugito Edi Prayitno yang memimpin 12 anggota saat penggrebegan itu.
Ketua RT 2 RW 3 desa setempat Idris mengatakan, rumah makan tersebut baru beroperasi sekitar Bulan Mei lalu. Menurutnya, penjualan miras yang selama ini dilakukan oleh pihak rumah makan, belum banyak berdampak pada situasi sosial di wilayah RT 2 RW 3. “Ya mungkin karena baru berjualan miras, sehingga dampaknya belum begitu terasa,” terangnya.
Saat disinggung mengenai temuan daging babi, Idris mengatakan selama ini rumah makan tersebut, memang menyajikan menu masakan Cina, maka wajar jika terdapat daging babi yang disediakan sebagai bahan masakan. “Inikan rumah makan Cina, yang juga menjual masakan Cina,” paparnya.
Sementara itu, pengelola rumah makan Jesica yang belakangan diketahui kos di Jalan Pramuka Kebumen tampak syok saat penggrebegan. Tidak banyak keterangan yang dapat diambil dari pengelola rumah makan tersebut. “Jangan difoto, saya jangan di foto,” ucapnya singkat. (mam)