 |
| ANDI/EKSPRES |
"Dalam ilmu arkologi antara temuan dan konteksnya biasanya ada ceritanya, karena tidak mungkin seketika ada barang itu. Makanya kita perlu meninjau lokasi penemuanya," kata Wahyu Broto Raharjo, petugas Arkeolog BPCB Jateng.
Wahyu mengatakan, setelah melakukan pengamatan secara fisik, wajan raksasa itu memiliki diameter 268 cm dan cekungan 90 cm. "Dilihat dari bentuk korositnya cenderung besi, tapi apakah besi murni atau campuran itu yang masih perlu di teliti di laboratorim," ujarnya.
Dijelaskan, dilihat dari sosial dan demografinya lokasi penemuan dulunya merupakan daerah pecinan. "Dari informasi itu cenderung kami menyatakan bahwa barang ini merupakan cagar budaya peninggalan cina," jelasnya.
Namun demikian, pihaknya belum bisa memastikan, barang tersebut milik siapa, untuk apa dan dibuat pada tahun berapa. Pihaknya masih akan kerjasama dengan dinas terkait, agar bisa membantu mengetahui demografi, perkotaan cina ada ditahun berapa.
"Ada informasi dulu dilokasi ada pabrik pembuatan kecap, gula batu, batik, dan sabun. Diantara itu apakah ada hubunganya dengan barang ini atau tidak saat uji laboratorium nanti. Siapa tau ada sisa-sisa residu yang tertinggal dan bisa menunjukkan bahan dasar wajan," jelasnya.
Disampaikan, setelah membawa sampel penelitian itu ke BPCB Jateng ada kemungkinan akan ada tim yang lebih banyak lagi seperti dari balai aerkologi untuk melakukan penelitian lanjutan.(ndi)
