Puluhan Dalam Pencarian
PURWOREJO - Tingginya intensitas hujan, Sabtu (18/6) memicu sejumlah bencana di Kabupaten Purworejo. Tercatat 14 orang tewas dalam musibah ini. 22 orang tewas akibat tertimbun longsor. Sementara lima lainnya tewas akibat terseret banjir.
Musibah tanah longsor terjadi di wilayah perbukitan Kabupaten Purworejo. Dua lokasi menjadi titik paling parah yakni Dusun Caok Desa Karangrejo, Kecamatan Loano dan Desa Donorati, Kecamatan Purworejo.
Di masing-masing lokasi longsor menimbun 16 orang dan 14 orang.
Dilaporkan, 9 orang telah ditemukan dalam kondisi tewas di Desa Karangrejo, sementara 7 yang lain masih dalam pencarian. Sementara di Donorati, 11 orang masih tertimbun tanah, 5 orang berhasil ditemukan dimana 2 orang masih hidup dan 4 orang meninggal dunia.
Kepala BPBD Purworejo, Boedi Hardjono mengatakan lokasi lain yang memakan korban terjadi di Desa Pacekelan, Kecamatan Purworejo, dimana 1 orang ditemukan meninggal akibat tertimpa longsoran di lokasi kejadian, sementara 1 orang lain meninggal saat mendapat perawatan di RSUD dr Tjitrowardojo.
3 orang ditemukan meninggal dan 1 orang masih dalam proses pencarian di Desa Jelok Kecamatan Kaligesing.
Dijelaskan, banyaknya korban di Karangrejo karena warga terjebak di jalan yang berada di bawah titik longsor dan tidak menyadari ada potensi longsor diatasnya. "Korban dari luar wilayah Karangrejo lebih banyak karena mereka terjebak longsor saat hendak melalui jalan itu," jelasnya.
Jebakan itu, lanjutnya, terjadi saat ada truk yang baru saja mengantar pekerja ke Rimun, Kecamatan Purworeio yang hendak melaju ke arah Donorati. Truk berhenti karena sopir berusaha membersihkan batu yang menutup jalan. Di belakang truk terdapat beberapa motor serta warga yang hendak membantu proses pembersihan.
"Tanpa disangka-sangka tanah longsor terjadi dan mendorong mereka ke bawah jalan dan tertimbun," katanya.
Sementara di Donorati, longsor terjadi di atas pemukiman yang padat penduduk. Kejadiannya sangat cepat dan warga tidak sempat menyelamatkan diri.
"Proses evakuasi tidak bisa dilakukan segera setelah kejadian karena faktor cuaca. Tapi malam hari, kita sudah bergerak untuk mengamankan lokasi yang tergenang dan terkena banjir," imbuhnya.
Musiban banjir juga diwarnai insiden kecelakaan air hingga menelan lima korban jiwa. Dua pengendara sepeda motor tewas terseret arus setelah nekat menerobos aliran sungai di Jembatan Kedung Kendil, Kelurahan Mranti, Kecamatan Purworejo. Sementara sebuah Avanza terseret arus di Kelurahan Logosobo, Kecamatan Gebang.
"Untuk korban banjir di Desa Berjan Kecamatan Gebang ada 1 orang hanyut, Kecamatan Bagelen 1 orang dan 2 orang di Mranti (Kecamatan Purworejo,red) dan Tangkisan (Kecamatan Kutoarjo) 1 orang," kata Boedi Hardjono. (ndi)
PURWOREJO - Tingginya intensitas hujan, Sabtu (18/6) memicu sejumlah bencana di Kabupaten Purworejo. Tercatat 14 orang tewas dalam musibah ini. 22 orang tewas akibat tertimbun longsor. Sementara lima lainnya tewas akibat terseret banjir.
Musibah tanah longsor terjadi di wilayah perbukitan Kabupaten Purworejo. Dua lokasi menjadi titik paling parah yakni Dusun Caok Desa Karangrejo, Kecamatan Loano dan Desa Donorati, Kecamatan Purworejo.
Di masing-masing lokasi longsor menimbun 16 orang dan 14 orang.
Dilaporkan, 9 orang telah ditemukan dalam kondisi tewas di Desa Karangrejo, sementara 7 yang lain masih dalam pencarian. Sementara di Donorati, 11 orang masih tertimbun tanah, 5 orang berhasil ditemukan dimana 2 orang masih hidup dan 4 orang meninggal dunia.
Kepala BPBD Purworejo, Boedi Hardjono mengatakan lokasi lain yang memakan korban terjadi di Desa Pacekelan, Kecamatan Purworejo, dimana 1 orang ditemukan meninggal akibat tertimpa longsoran di lokasi kejadian, sementara 1 orang lain meninggal saat mendapat perawatan di RSUD dr Tjitrowardojo.
3 orang ditemukan meninggal dan 1 orang masih dalam proses pencarian di Desa Jelok Kecamatan Kaligesing.
Dijelaskan, banyaknya korban di Karangrejo karena warga terjebak di jalan yang berada di bawah titik longsor dan tidak menyadari ada potensi longsor diatasnya. "Korban dari luar wilayah Karangrejo lebih banyak karena mereka terjebak longsor saat hendak melalui jalan itu," jelasnya.
Jebakan itu, lanjutnya, terjadi saat ada truk yang baru saja mengantar pekerja ke Rimun, Kecamatan Purworeio yang hendak melaju ke arah Donorati. Truk berhenti karena sopir berusaha membersihkan batu yang menutup jalan. Di belakang truk terdapat beberapa motor serta warga yang hendak membantu proses pembersihan.
"Tanpa disangka-sangka tanah longsor terjadi dan mendorong mereka ke bawah jalan dan tertimbun," katanya.
Sementara di Donorati, longsor terjadi di atas pemukiman yang padat penduduk. Kejadiannya sangat cepat dan warga tidak sempat menyelamatkan diri.
"Proses evakuasi tidak bisa dilakukan segera setelah kejadian karena faktor cuaca. Tapi malam hari, kita sudah bergerak untuk mengamankan lokasi yang tergenang dan terkena banjir," imbuhnya.
Musiban banjir juga diwarnai insiden kecelakaan air hingga menelan lima korban jiwa. Dua pengendara sepeda motor tewas terseret arus setelah nekat menerobos aliran sungai di Jembatan Kedung Kendil, Kelurahan Mranti, Kecamatan Purworejo. Sementara sebuah Avanza terseret arus di Kelurahan Logosobo, Kecamatan Gebang.
"Untuk korban banjir di Desa Berjan Kecamatan Gebang ada 1 orang hanyut, Kecamatan Bagelen 1 orang dan 2 orang di Mranti (Kecamatan Purworejo,red) dan Tangkisan (Kecamatan Kutoarjo) 1 orang," kata Boedi Hardjono. (ndi)