KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Masih ingat penipuan dengan modus "mama minta pulsa"? Sempat mereda, penipuan sejenis kini kembali muncul namun, dengan modus yang berbeda. Bila kemarin menggunakan kata "mama", kini pelaku menggunakan nasi bungkus sebagai "umpan" bagi para calon korban. Modus penipuan baru pesan nasi bungkus dapat pulsa itu menyasar para pemilik warung makan.
Kapolres Kebumen AKBP Alpen SIK SH MH melalui Kasat Reskrim AKP Willy Budiyanto SH MH meminta masyarakat untuk mewaspadai penipuan jenis baru ini. Mengingat, saat ini modus tersebut telah memakan korban. Bahkan lebih dari satu orang. "Telah ada dua korban dalam penipuan jenis ini. Satu sebuah warung makan milik Murtini (44) yang berada di Desa Adikarto Kecamatan Adimulyo dan satunya lagi sebuah warung makan yang berada di Kecamatan Puring," kata AKP Willy, kemarin (16/6/2016).
Adapun modusnya, kata dia pelaku berpura-pura memesan nasi bungkus. Seperti yang dialami Murtini (44) pemilik warung yang berada di Desa Adikarto Kecamatan Adimulyo. Kejadian berawal saat pelaku yang mengaku bernama Pur menelpon warung makan milik korban dan memesan nasi bungkus. “Saat memesan pelaku mengaku salah anggota Polsek Adimulyo,” terangnya.
Untuk meyakinkan korbannya, pelaku tidak hanya memesan nasi bungkus saja, melainkan juga memesan rokok dua bungkus dan air mineral ukuran 600 ml sebanyak 26 botol. Oleh pelaku, semua pesanan itu diminta dikirim ke Polsek Adimulyo. “Bukan hanya itu saja, pelaku juga meminta untuk dikirim pulsa Rp 600.000. Karena korban percaya maka korban mengirim pulsa tersebut kepada pelaku,” tuturnya.
Korban baru merasa ditipu setelah mengantar pesanan nasi bungkus, rokok dan minuman kemasan ke Polsek Adimulyo. Pasalnya pihak Polsek sama sekali tidak merasa memesan nasi tersebut. Terlebih ada embel-embel minta pulsa Rp 600 ribu.
Willy menjelaskan, modus seperti itu sudah terjadi dua kali di Kabupaten berslogan Beriman ini. Menurutnya kemungkinan besar pelaku mengetahui alamat dan nomor telpon korban dari internet yakni google map yang memungkinan siapa saja bisa mengakses dan mendapatkan alamat dan nomor-nomor telpon warung makan di seluruh wilayah.
Pihaknya pun menghimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dengan modus penipuan seperti itu. Modus seperti itu jelas telah merugikan masyarakat. Jika memang mendapat pesanan yang mengatasnamakan instansi pemerintah, Polri, maupun lembaga lainnya, sebaiknya pihak warung terlebih dahulu melakukan kroscek kepada yang bersangkutan. “Kalau sudah begini kan sulit, nasi bungkusnya mubazir dan uang pulsanya tidak bisa kembali,” ucapnya. (mam)
Nasi Bungkus "Sedot Pulsa"
1. Pelaku menelepon korban berpura-pura memesan makanan
2. Agar lebih meyakinkan, pelaku mengaku sebagai polisi
3. Setelah memesan nasi, pelaku minta dikirimi pulsa
4. Sasaran para pemilik warung makan di Kebumen
5. Sudah ada dua orang yang menjadi korban modus penipuan ini
Kapolres Kebumen AKBP Alpen SIK SH MH melalui Kasat Reskrim AKP Willy Budiyanto SH MH meminta masyarakat untuk mewaspadai penipuan jenis baru ini. Mengingat, saat ini modus tersebut telah memakan korban. Bahkan lebih dari satu orang. "Telah ada dua korban dalam penipuan jenis ini. Satu sebuah warung makan milik Murtini (44) yang berada di Desa Adikarto Kecamatan Adimulyo dan satunya lagi sebuah warung makan yang berada di Kecamatan Puring," kata AKP Willy, kemarin (16/6/2016).
Adapun modusnya, kata dia pelaku berpura-pura memesan nasi bungkus. Seperti yang dialami Murtini (44) pemilik warung yang berada di Desa Adikarto Kecamatan Adimulyo. Kejadian berawal saat pelaku yang mengaku bernama Pur menelpon warung makan milik korban dan memesan nasi bungkus. “Saat memesan pelaku mengaku salah anggota Polsek Adimulyo,” terangnya.
Untuk meyakinkan korbannya, pelaku tidak hanya memesan nasi bungkus saja, melainkan juga memesan rokok dua bungkus dan air mineral ukuran 600 ml sebanyak 26 botol. Oleh pelaku, semua pesanan itu diminta dikirim ke Polsek Adimulyo. “Bukan hanya itu saja, pelaku juga meminta untuk dikirim pulsa Rp 600.000. Karena korban percaya maka korban mengirim pulsa tersebut kepada pelaku,” tuturnya.
Korban baru merasa ditipu setelah mengantar pesanan nasi bungkus, rokok dan minuman kemasan ke Polsek Adimulyo. Pasalnya pihak Polsek sama sekali tidak merasa memesan nasi tersebut. Terlebih ada embel-embel minta pulsa Rp 600 ribu.
Willy menjelaskan, modus seperti itu sudah terjadi dua kali di Kabupaten berslogan Beriman ini. Menurutnya kemungkinan besar pelaku mengetahui alamat dan nomor telpon korban dari internet yakni google map yang memungkinan siapa saja bisa mengakses dan mendapatkan alamat dan nomor-nomor telpon warung makan di seluruh wilayah.
Pihaknya pun menghimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dengan modus penipuan seperti itu. Modus seperti itu jelas telah merugikan masyarakat. Jika memang mendapat pesanan yang mengatasnamakan instansi pemerintah, Polri, maupun lembaga lainnya, sebaiknya pihak warung terlebih dahulu melakukan kroscek kepada yang bersangkutan. “Kalau sudah begini kan sulit, nasi bungkusnya mubazir dan uang pulsanya tidak bisa kembali,” ucapnya. (mam)
Nasi Bungkus "Sedot Pulsa"
1. Pelaku menelepon korban berpura-pura memesan makanan
2. Agar lebih meyakinkan, pelaku mengaku sebagai polisi
3. Setelah memesan nasi, pelaku minta dikirimi pulsa
4. Sasaran para pemilik warung makan di Kebumen
5. Sudah ada dua orang yang menjadi korban modus penipuan ini