PURWOREJO- Bencana kembali melanda Kabupaten Purworejo. Luapan sungai akibat hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi Sabtu (18/6) sore, menerjang ratusan rumah warga yang berada di dekat aliran sungai. Kerugian akibat musibah ini diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Pantaun lapangan, hampir seluruh sungai meluap. Tidak hanya sungai besar seperti Bogowonto, dan Jali, anak sungai dibeberapa dusun juga meluap setelah mengalami peningkatan intensitas debit air. Derasnya aliran air bahkan merusak jembatan yang ada.
Kerusakan jembatan terparah terjadi di Desa Loning, Kecamatan Kemiri. Luapan air merobohkan jembatan darurat yang difungsikan selama perbaikan. Rusaknya jembatan memutus akses utama dua Kecamatan Kemiri dan Gebang. Pengguna jalan terpaksa memutar melalui Kecamatan Kutoarjo dengan jarak tempuh yang lebih jauh.
Musiban banjir juga diwarnai insiden kecelakaan air hingga menelan lima korban jiwa. Dua pengendara sepeda motor tewas terseret arus setelah nekat menerobos aliran sungai di Jembatan Kedung Kendil, Kelurahan Mranti, Kecamatan Purworejo.
Untuk korban banjir di Desa Berjan Kecamatan Gebang ada 1 orang hanyut, Kecamatan Bagelen 1 orang dan 2 orang di Mranti (Kecamatan Purworejo,red) dan Tangkisan (Kecamatan Kutoarjo) 1 orang.
Kepala BPBD Purworejo, Boedi Hardjono mengatakan, beberapa wilayah yang terendam banjir yakni Kelurahan Pangen Juru Tengah, Beledono, dan Brengkelan di Kecamatan Purworejo. Kelurahan Boro Kulon di Kecamatan Banyuurip. Desa Rendeng, Berjan, Tegalsari, dan Mranti di Kecamatan Gebang. Desa Loning, dan Rowobayem di Kecamatan Kemiri.
Sementara di Kecamatan Bayan, 50 warga Desa Samben terpaksa dievakuasi, demikian halnya 69 warga Desa Bayan. Untuk Kecamatan Purwodadi, luapan Sungai Bogowonto menggenangi Desa Jenar Wetan, Desa Ketangi dan Bragolan. Untuk Kecamatan Bagelen di Desa Piji dan Desa Bagelen. Dua lain yakni Butuh dan Ngombol, air menyebabkan tanggul Wironatan jebol dan merendam Desa Singkilwetan dan Wingkoharjo.
Lupanan air terjadi sekitar pukul 22.00 WIB, dengan kedalaman yang bervariasi dari 50 centimeter hingga 100 centimeter. Beberapa wilayah bahkan sampai setinggi dada orang dewasa. Luapan air membuat pengguna jalan terjebak kemacetan. Air mulai surut menjelang pagi hari.
Hingga kini belum ada bantuan dari dinas terkait. Warga secara bergotong royong membersihkan puing-puing bangunan yang roboh diterjang derasnya aliran air. "Seluruh barang-barang terendam air. Kendaraan, barang elektronik, dan surat-surat berharga rusak. Aliran air menerjang dengan cepat," ucap Agus Himawan, warga Kelurahan Lugosobo, Kecamatan Gebang.
Banjir bandang yang terjadi merupakan musibah banjir terbesar selama tahun 2016. Sebagian besar warga masih merasa khawatir terjadi banjir susulan, mengingat mendung masih menyelimuti sebagian besar wilayah Kabupaten Purworejo.
"Seumur-umur baru kali ini banjir sampai masuk rumah. Biasanya kalau sungai meluap tidak sampai rumah. Semoga tidak terjadi banjir lagi," ucap Beni (35) warga Desa Jenar Wetan, Kecamatan Purwodadi. (ndi)
Pantaun lapangan, hampir seluruh sungai meluap. Tidak hanya sungai besar seperti Bogowonto, dan Jali, anak sungai dibeberapa dusun juga meluap setelah mengalami peningkatan intensitas debit air. Derasnya aliran air bahkan merusak jembatan yang ada.
Kerusakan jembatan terparah terjadi di Desa Loning, Kecamatan Kemiri. Luapan air merobohkan jembatan darurat yang difungsikan selama perbaikan. Rusaknya jembatan memutus akses utama dua Kecamatan Kemiri dan Gebang. Pengguna jalan terpaksa memutar melalui Kecamatan Kutoarjo dengan jarak tempuh yang lebih jauh.
Musiban banjir juga diwarnai insiden kecelakaan air hingga menelan lima korban jiwa. Dua pengendara sepeda motor tewas terseret arus setelah nekat menerobos aliran sungai di Jembatan Kedung Kendil, Kelurahan Mranti, Kecamatan Purworejo.
Untuk korban banjir di Desa Berjan Kecamatan Gebang ada 1 orang hanyut, Kecamatan Bagelen 1 orang dan 2 orang di Mranti (Kecamatan Purworejo,red) dan Tangkisan (Kecamatan Kutoarjo) 1 orang.
Kepala BPBD Purworejo, Boedi Hardjono mengatakan, beberapa wilayah yang terendam banjir yakni Kelurahan Pangen Juru Tengah, Beledono, dan Brengkelan di Kecamatan Purworejo. Kelurahan Boro Kulon di Kecamatan Banyuurip. Desa Rendeng, Berjan, Tegalsari, dan Mranti di Kecamatan Gebang. Desa Loning, dan Rowobayem di Kecamatan Kemiri.
Sementara di Kecamatan Bayan, 50 warga Desa Samben terpaksa dievakuasi, demikian halnya 69 warga Desa Bayan. Untuk Kecamatan Purwodadi, luapan Sungai Bogowonto menggenangi Desa Jenar Wetan, Desa Ketangi dan Bragolan. Untuk Kecamatan Bagelen di Desa Piji dan Desa Bagelen. Dua lain yakni Butuh dan Ngombol, air menyebabkan tanggul Wironatan jebol dan merendam Desa Singkilwetan dan Wingkoharjo.
Lupanan air terjadi sekitar pukul 22.00 WIB, dengan kedalaman yang bervariasi dari 50 centimeter hingga 100 centimeter. Beberapa wilayah bahkan sampai setinggi dada orang dewasa. Luapan air membuat pengguna jalan terjebak kemacetan. Air mulai surut menjelang pagi hari.
Hingga kini belum ada bantuan dari dinas terkait. Warga secara bergotong royong membersihkan puing-puing bangunan yang roboh diterjang derasnya aliran air. "Seluruh barang-barang terendam air. Kendaraan, barang elektronik, dan surat-surat berharga rusak. Aliran air menerjang dengan cepat," ucap Agus Himawan, warga Kelurahan Lugosobo, Kecamatan Gebang.
Banjir bandang yang terjadi merupakan musibah banjir terbesar selama tahun 2016. Sebagian besar warga masih merasa khawatir terjadi banjir susulan, mengingat mendung masih menyelimuti sebagian besar wilayah Kabupaten Purworejo.
"Seumur-umur baru kali ini banjir sampai masuk rumah. Biasanya kalau sungai meluap tidak sampai rumah. Semoga tidak terjadi banjir lagi," ucap Beni (35) warga Desa Jenar Wetan, Kecamatan Purwodadi. (ndi)