imam/ekspres |
Di Petanahan, para petambak udang di Desa Tegalretno mengalami kerugian. Itu setelah sejumlah kolam yang berada di area pantai kemasukan air laut dan membuat udang stres dan mati. Daripada rugi lebih, banyak sebagian diantara petambak memilih panen dini.
Widya (58) salah satu pengusaha udang Desa Tegalrento Kecamatan Petanahan menuturkan, umumnya udang akan dipanen pada umur 90-100 hari. Namun karena ada bencana maka udang vanami yang baru berumur 55 hari itu, terpaksa dipanen. Jika tidak dilakukan pemanenan dikhawatirkan udang akan stress dan mati. “Kalau tidak dipanen maka kerugian akan semakin besar,” tuturnya kepada Ekspres Rabu (8/6).
Saat itu, sejumlah pekerja tambak tengah mengemasi kolam dan memanen udang. Menurut Widya, panen dini jelas membuatnya mengalami kerugian. Harga udang yang belum cukup umur tersebut jauh dari standar. Umumnya udang berumur 90-100 hari akan berisi 40 ekor perkilogramnya dengan harga kisaran Rp 80-100 ribu. Namun udang penen dini ini, rata-rata perkilogramnya berisi 195-200 ekor dengan harga berkisar Rp 25-30 ribu saja. “Ini akan langsung kita jual ke pasar Cilacap,” tuturnya.
Selain merendam tambak, ombak pasang juga menimbulkan kawasan Desa Tegalretno Kecamatan Petanahan persisnya di kawasan kali buntu dipenuhi dengan sampah. Sangadi (35) salah satu warga sekitar menuturkan, air laut pasang sekitar pukul 08.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB. Menruutnya, kejadian kemarin mengingatkan kejadian serupa tiga tahun silam. Mau tak mau, itu membuatnya khawatir. “Kalau melihat kondisi cuaca yang ada, kemungkinan air laut akan kembali pasang. Meskipun saya juga berharap itu tidak akan terjadi,” ucapnya. (mam/cah