sudarno ahmad/ekspres |
Bupati Kebumen HM Yahya Fuad, saat memantau Pantai Suwuk di Desa Tambakmulya, Kecamatan Puring, mengatakan kerugian yang ditimbulkan akibat bencana gelombang ekstrim mencapai lebih Rp 50 miliar. Kerugian tersebut diantaranya karena banyaknya fasilitas umum di obyek wisata yang rusak parah dihantam badai.
Selain itu, terdapat sekitar 50 tambak udang milik warga hancur tersapu ganasnya air lau. Belum lagi kerugian lainnya seperti nelayan yang tidak dapat melaut serta para pedagang tidak dapat berjualan. "Kerugian akibat kejadian cukup besar. Kami masih terus melakukan pendataan," kata HM Yahya Fuad, kepada Kebumen Ekspres, saat memberikan bantuan beras kepada warga terdampak bencana di Pantai Suwuk, kemarin.
Akibat gelombang tinggi, kata Yahya Fuad, terdapat 3.200 nelayan di Kabupaten Kebumen tidak dapat melaut. Untuk mengurangi beban itu, Pemkab Kebumen memberikan bantuan beras sebanyak 10 kilogram untuk masing-masing nelayan. "Jadi kita siapkan 32 ton beras untuk mengurangi bebang mereka," ujarnya didampingi Wakil Bupati Yazid Mahfudz dan Sekda Adi Pandoyo.
Ia mengungkapkan, banyaknya nelayan yang perahunya rusak serta alat tangkapnya hilang dihantam badai, pihaknya sedang mengusulkan anggaran untuk membantu nelayan. "Kita akan mengusulkan anggaran untuk membantu kerugian dari para nelayan," tegasnya.
Pantauan Kebumen Ekspres di Pantai Suwuk, Minggu (12/6), terdapat sejumlah bangunan fasilitas umum di kawasan wisata dan infrastruktur hancur akibat hantaman gelombang besar selama sepekan. Kawasan obyek wisata itupun masih ditutup untuk kunjungan wisatawan.
Pasca diterjang gelombang besar sejumlah warga mengevakuasi barang-barang dan perabot yang bisa diselamatkan. Sebagian warga pun terlihat mulai membersihkan endapan pasir yang menimbun warung-warung mereka,di kawasan wisata Pantai Suwuk.
Pantai Suwuk merupakan satu kawasan wisata pantai yang mengalami kerusakan paling parah. Selain karusakan yang terjadi pada bangunan kios dan warung, gelombang besar selama sepekan ini juga merusak bangunan infrastruktur seperti pemecah ombak, akses jalan dan perahu milik nelayan. Aktivitas perdagangan hingga rumah makan di kawasan wisata pun lumpuh total.
Dampak gelombang besar yang terjadi pada pekan kemarin juga sedikitnya 350 perahu nelayan yang ada di Desa Pasir, Kecamatan Ayah belum ada yang berani melaut. Ombak yang terbilang masih tinggi memaksa para nelayan harus mengurungkan niatnya untuk melaut mencari ikan. Kini para nelayan hanya bisa berdiam diri, sambil melihat perkembangan situasi bersama dengan nelayan lainnya.
Bahkan tak sedikit dari nelayan yang masih beraktifitas mengamankan perahu mereka yang tadinya terparkir di bibir pantai, dibawa menjauh kelokasi yang lebih aman dengan cara bergotong royong. Nelayan khawatir kondisi ombak masih tinggi yang nantinya akan merusak perahu mereka. Selain merusak perahu, terjangan ombak juga merusak beberapa gubug tempat beristirahat nelayan dan tiang listrik roboh.(ori)