ilutrasi |
Manajer Humas Daop 5 Surono, mengatakan dengan dioperasikannya emkpat KA Tambahan Lebaran tersebut total selama angkutan lebaran nanti ada 15 KA yang berasal dari Daop 5 setiap harinya. Masing-masing 2 KA berangkat dari stasiun Cilacap, 6 KA berangkat dari stasiun Purwokerto dan 7 KA berangkat dari stasiun Kutoarjo.
Beroperasinya KA Tambahan Lebaran dan KA Angkutan Motis selama angkutan lebaran akan menambah jumlah frekuesi kereta api dari 104 KA perhari menjadi 132 KA perhari. Terdiri dari 72 KA penumpang reguler, 24 KA Tambahan Lebaran, 4 KA Motis dan 32 KA Barang.
Bertambahnya frekuensi perjalanan KA tersebut perlu diwaspadai oleh masyarakat. Terutama saat akan melalui perlintasan yang tidak berpalang atau tidak ada penjaganya.
Koridor terpadat adalah lintas Kroya- Kutoarjo dengan frekuensi 102 KA perhari. Sedangkan di lintas Kroya Purwokerto-Prupuk terdapat 84 kali perjalanan KA perhari. Sementara di lintas Kroya-Banjarpatroman terdapat 30 KA per harinya.
"Rata- rata setiap 14 menit sekali ada KA melitas di koridor Kroya-Kutoarjo, sedangkan koridor Kroya- Prupuk rata- rata setiap 17 menit sekali," kata Surono, Jumat (17/6).
Tingginya frekuensi kereta api dan padatnya lalu lintas jalan raya mesti menjadi perhatian semua pihak. Baik masyarakat maupun pemangku kewilayahan. Hal ini untuk menghindari kecelakaan yang tidak diinginkan di perlintasan KA.
Untuk mendukung operasi angkutan lebaran, Daop 5 Purwokerto menambah 5 unit lokomotif dan 9 gerbong kereta penumpang. Sehinggga total setiap harinya akan dioperasikan 34 lokomotif dan 145 gerbong kereta. Jumlah ini membengkak jika dibandingkan hari-hari biasa yang hanya membutuhkan 29 lokomotif dan 136 gerbong kereta.
Persiapan sarana untuk angkutan lebaran terus dilakukan secara intensif. Baik kehandalan perangkat mesin, roda, kelistrikan, ac, sistm pengeriman maupun kelengkapan "no go item" dalam lokomotif.
"No go item" adalah 9 jenis peralatan penunjang keselamatan yang harus ada di lokomotif dan berfungsi baik. Ke-9 peralatan tersebut meliputi dead man, locotrack, radio lokomotif, wiper, lampu utama, lampu kabin, klakson, stop block, dan APAR (alat pemadam api ringan).
Jika ada salah satu item yang rusak atau tidak berfungsi, lokomotif akan dikandangkan dan tidak boleh beroperasi. Standar ketat tersebut diterapkan untuk menjamin keselamatan perjalanan kereta api.
Jika dibandingkan lebaran tahun lalu, volume penumpang KA wilyah Daop 5 dalam lebaran tahun ini diprediksi akan naik sekitar 4 persen. Jika tahun lalu volume penumpang selama angkutan lebaran tercatat 454.275 orang, lebaran tahun ini akan mencapai 471.613 orang.
Jumlah tersebut terdiri dari penumpang yang turun sebanyak 245.516 dan penumpang yang naik sementara tercatat 226.097. "Jumlah penumpang naik masih lebih kecil dibanding yang turun, karena baru berdasarkan tiket pemesanan, belum termasuk goshow".
Puncak arus mudik akan terjadi pada H-1 (5/7) dengan penumpang turun sebanyak 16.447 orang. Sedangkan puncak arus balik akan terjadi pada H+3 dengan jumlah penumpang naik sebanyak 17.058.orang untuk seluruh wilayah Daop 5.
Meski sebagian besar tiket KA untuk mudik dan balik lebaran sudah terjual habis, namun untuk tanggal tertentu masih tersedia tiketnya. Berdasarkan pantauan Rail Ticket System (RTS), tiket mudik yang sudah habis terjual adalah untuk keberangkatan 29 Juni- 6 Juli (H-7 s/d. H1 lebaran) dari Jakarta , serta keberangkatan 30 Juni- 5 Juli (H-6 s/d. H-1) dari Bandung ke Jateng, DIY, dan Jatim.
Sementara untuk tiket arus balik yang sudah habis terjual adalah untuk keberangkatan tanggal 9 - 14 Juli (H+1 s/d. H+7) ke Jakarta dan tanggal 9 - 12 Juli (H+1 s/d. H+5) ke Bandung. "Diluar tanggal keberangkatan tersebut tiket masih tersedia," tutupnya.(ori)