IWAN KAWUL/RADAR WONOGIRI |
Satu keluarga yang menjadi korban pembunuhan di Sumatera Selatan dimakamkan di kampung halaman Dusun Tambakan, Desa Waleng, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri. Ketiganya dimakamkan dalam satu liang lahat di pemakaman desa setempat.
---------------------
IWAN KAWUL, Wonogiri
---------------------
MENDUNG tebal menggelayut di atas Dusun Tambakan, Desa Waleng, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri, kemarin (18/6). Para pelayat satu per satu memasuki rumah duka pasangan Pardi, 60-Trihatmini, 55. Trihatmini tampak dikerubuti kerabat-kerabat perempuannya.
Matanya sembab tak kuasa menahan kesedihan. Bagaimana tidak, anak keduanya, Siswanti, 30, tewas mengenaskan di perantauan. Bukan itu saja, sang menantu, Giarno, 35, dan cucu kesayangannya, Reza Bagus Pratama, 9, juga tewas mengenaskan Kamis lalu (16/6).
”Maaf, Bu Trihatmini jangan diwawancara dulu ya. Beliau habis sakit dan tambah shock dengan peristiwa ini. Nanti kalau wawancara bisa dengan saya, Pak Kades atau Pak RT,” tutur Sulardi, kepala dusun Tambakan, Desa Waleng, Kecamatan Girimarto, di sela prosesi pemakaman.
Kondisi kesehatan Trihatmini menurun beberapa hari ini. Bahkan setelah mendengar kabar sang anak, menantu, dan cucu meninggal mengenaskan. Saking berduka, Trihatmini tidak mau makan. Entah berapa kali perempuan dua anak itu pingsan, sejak mendengar kabar duka itu. ”Sebentar-sebentar pingsang. Kondisinya memang sedang tidak sehat,” kata Sulardi.
Meski jenazah belum sampai di rumah duka, namun para pelayat silih berganti berdatangan. Para pelayat hadir sengaja memberikan dukungan moral bagi keluarga yang ditinggalkan. Sementara, ketiga jenazah diterbangkan dari Palembang sekitar pukul 10.00 tujuan Bandara Adi Sucipto Jogjakarta. ”Untuk proses pemulangan jenazah ketiganya sudah diurusi keluarga yang kebetulan banyak yang berada di Sumatera," terangnya.
Ketiga jenasah tiba, tapi tidak disemayamkan di rumah duka, melainkan langsung menuju pemakaman desa setempat. Alasannya, kesehatan Trihatmini, para kerabat memahami betul kesedihan, sehingga tidak menyemayamkan jenasah di rumah duka. Para pelayat berjejal di area pemakaman.
Ketiga jenasah langsung diturunkan dari ambulans milik salah satu partai politik. Teriring doa, jenasah ketiganya lantas dikebumikan dalam satu liang lahat. ”Kami sepakat bersama kedua belah pihak keluarga untuk menguburkan jenasahnya dalam satu lubang,” kata Yatno, keluarga para korban.
Tragis memang, warga pun tidak bisa menyembunyikan kesedihan. Bagaimana tidak, keluarga yang belum lama ini sempat mudik itu begitu cepat pergi dengan cara tragis. Di mata warga, Giyarno dan Siswanti dikenal berperilaku baik, telaten, dan tekun bekerja. ”Belum lama ini pulang, mengkhitankan si Reza itu. Benar-benar kejam pembunuhnya. Siswanti saja baru hamil lho sekitar lima bulan," kata Yatno.
Di sisi lain, Giyarno, suami keponakannya merupakan warga Dusun Kuniran, Desa Selorejo, Kecamatan Girimarto. Giarno merupakan anak nomor dua dari tiga bersaudara dari pasangan Giman dan Warni.
Sejak bujang, Giyarno telah merantau kemudian setelah pulang lantas meminang Siswanti. Keduanya merupakan pasangan muda yang ulet dalam bekerja. Usaha bakso di Sumatera pun sukses. Dulu mobilnya hanya Carry, sekarang sudah punya APV. (*/un)