KEBUMEN (kebumenekspres.com)– Tim gabungan menemukan buah-buahan impor yang mengandung formalin beredar di Kabupaten Kebumen. Buah yang diketahui berasal dari sejumlah negara ini didapat saat dilakukan inspeksi mendadak (Sidak) oleh Bupati HM Yahya Fuad bersama SKPD terkait di sejumlah pasar tradisional, kemarin.
Buah-buah impor yang ditemukan positif mengandung formalin, yakni apel washington, anggur, kelengkeng, dan jeruk asal negeri Tiongkok.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen Y Rini Kristiani, menjelaskan, setelah pengambilan sampel, hasil tes membuktikan jika sejumlah buah impor mengandung zat pengawet atau formalin. Hal itu terlihat dari adanya hasil positif saat dilakukan uji lab. "Hasil uji lab diduga positif, mengandung formalin," kata Rini Kristiani, saat mendampingi Bupati HM Yahya Fuad melakukan sidak di Pasar Tumenggungan.
Selain buah berbahan pengawet, tim sidak juga menemukan beberapa makanan yang mengandung bahan pengawet seperti pacar cina yang mengandung rodamin. Secara kasat mata,makanan mengandung bahan pengawet dapat diketahui oleh konsumen dengan memperhatikan makanan yang dibeli. Misalnya dengan selalu memperhatikan warna, kandungan pada bahan makanan. Sifat bahan formain, bisa dilihat dari warna yang cenderung lebih mencolok, juga kekenyalan, atau tekstur makanan.
Meski positif ditemukan mengandung zat berbahaya, petugas tidak mengamankan buah-buah tersebut. Petugas hanya meminta pedagang tidak menjual dagangan yang mengandung zat-zat berbahaya. "Kami lakukan persuasif, karena ini menyangkut modal mereka. Maka kami hanya menghimbau agar buah-buah itu tidak dijual," tegas Rini.
Bupati HM Yahya Fuad, menghimbau masyarakat agar tidak mengkonsumsi buah-buahan impor, yang kandungannya masih belum jelas. Lebih baik, kata dia, masyarakat membeli buah-buah lokal. "Buah lokal itu tidak kalah dengan buah impor. Selain juga tidak mengandung zat-zat berbahaya," pintanya.
Sementara itu, ketersediaan bahan kebutuhan pokok di pasaran di Kebumen dipastikan aman pada bulan Ramadan ini. Hanya saja terjadi beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga dibandingkan dengan sebelum puasa.
Saat bupati melakukan sidak di sejumlah pasar besar di Kebumen, pada awal Ramadan ini para pedagang menyampaikan permintaan barang masih sepi. Sepinya pasar dikeluhkan oleh pedagang di Pasar Tumenggungan, Pasar Prembun dan Pasar Wonokriyo, Gombong yang dikunjungi orang nomor satu di Pemkab Kebumen itu.
Seorang pedagang daging ayam di Pasar Tumenggungan Wasilah (65) mengaku, permintaan daging masih belum ada peningkatan. Dalam sehari dia hanya mampu menjual sekitar 40 kg daging ayam atau 15 ekor ayam. Kenaikan permintaan diprediksi seminggu menjelang sampai seminggu setelah Lebaran. “Pas prepegan tahun lalu, bisa sampai 1,5 kwintal,” ujar Wasilah.
Bupati HM Yahya Fuad mengatakan ketersediaan bahan kebutuhan pokok masih cukup. Hanya saja dia mengakui harga mengalami kenaikan meski tidak sampai 10 persen, sehingga kenaikan dinilai masih wajar. Bahkan ada beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga. Pihaknya masih belum perlu melakukan operasi pasar. “Kalau dilakukan operasi pasar pada kondisi saat ini, malah nggak laku nanti,” ujarnya.
Dalam sidak tersebut, Bupati didampingi sejumlah pejabat antara lain, Kepala Dinas Perindagsar Azam Fatoni, Kepala Dinas Kesehatan dokter Rini Kristiani, Kepala DPU Slamet Mustholkhah, Kepala Satpol PP Ray Ageng Sulistyo H, Kepala Dishupkominfo Nugroho Triwaluyo, Kabag Perekonomian Wahyu Siswanti dan Kabag Administrasi Pemerintahan Edi Rianto.(ori)
Buah-buah impor yang ditemukan positif mengandung formalin, yakni apel washington, anggur, kelengkeng, dan jeruk asal negeri Tiongkok.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen Y Rini Kristiani, menjelaskan, setelah pengambilan sampel, hasil tes membuktikan jika sejumlah buah impor mengandung zat pengawet atau formalin. Hal itu terlihat dari adanya hasil positif saat dilakukan uji lab. "Hasil uji lab diduga positif, mengandung formalin," kata Rini Kristiani, saat mendampingi Bupati HM Yahya Fuad melakukan sidak di Pasar Tumenggungan.
Selain buah berbahan pengawet, tim sidak juga menemukan beberapa makanan yang mengandung bahan pengawet seperti pacar cina yang mengandung rodamin. Secara kasat mata,makanan mengandung bahan pengawet dapat diketahui oleh konsumen dengan memperhatikan makanan yang dibeli. Misalnya dengan selalu memperhatikan warna, kandungan pada bahan makanan. Sifat bahan formain, bisa dilihat dari warna yang cenderung lebih mencolok, juga kekenyalan, atau tekstur makanan.
Meski positif ditemukan mengandung zat berbahaya, petugas tidak mengamankan buah-buah tersebut. Petugas hanya meminta pedagang tidak menjual dagangan yang mengandung zat-zat berbahaya. "Kami lakukan persuasif, karena ini menyangkut modal mereka. Maka kami hanya menghimbau agar buah-buah itu tidak dijual," tegas Rini.
Bupati HM Yahya Fuad, menghimbau masyarakat agar tidak mengkonsumsi buah-buahan impor, yang kandungannya masih belum jelas. Lebih baik, kata dia, masyarakat membeli buah-buah lokal. "Buah lokal itu tidak kalah dengan buah impor. Selain juga tidak mengandung zat-zat berbahaya," pintanya.
Sementara itu, ketersediaan bahan kebutuhan pokok di pasaran di Kebumen dipastikan aman pada bulan Ramadan ini. Hanya saja terjadi beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga dibandingkan dengan sebelum puasa.
Saat bupati melakukan sidak di sejumlah pasar besar di Kebumen, pada awal Ramadan ini para pedagang menyampaikan permintaan barang masih sepi. Sepinya pasar dikeluhkan oleh pedagang di Pasar Tumenggungan, Pasar Prembun dan Pasar Wonokriyo, Gombong yang dikunjungi orang nomor satu di Pemkab Kebumen itu.
Seorang pedagang daging ayam di Pasar Tumenggungan Wasilah (65) mengaku, permintaan daging masih belum ada peningkatan. Dalam sehari dia hanya mampu menjual sekitar 40 kg daging ayam atau 15 ekor ayam. Kenaikan permintaan diprediksi seminggu menjelang sampai seminggu setelah Lebaran. “Pas prepegan tahun lalu, bisa sampai 1,5 kwintal,” ujar Wasilah.
Bupati HM Yahya Fuad mengatakan ketersediaan bahan kebutuhan pokok masih cukup. Hanya saja dia mengakui harga mengalami kenaikan meski tidak sampai 10 persen, sehingga kenaikan dinilai masih wajar. Bahkan ada beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga. Pihaknya masih belum perlu melakukan operasi pasar. “Kalau dilakukan operasi pasar pada kondisi saat ini, malah nggak laku nanti,” ujarnya.
Dalam sidak tersebut, Bupati didampingi sejumlah pejabat antara lain, Kepala Dinas Perindagsar Azam Fatoni, Kepala Dinas Kesehatan dokter Rini Kristiani, Kepala DPU Slamet Mustholkhah, Kepala Satpol PP Ray Ageng Sulistyo H, Kepala Dishupkominfo Nugroho Triwaluyo, Kabag Perekonomian Wahyu Siswanti dan Kabag Administrasi Pemerintahan Edi Rianto.(ori)