IMAM/ESKPRES |
Yang memprihatinkan, spanduk itu sudah usang. Dalam spanduk bertuliskan Selamat Datang di Sentra Sabutret Kabupaten Kebumen itu terpampang gambar Mantan Bupati Kebumen H Buyar Winarso SE, bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan MS Darda, pengusaha Sentra Sabutret Kabupaten Kebumen.
Keberadaan spanduk yang telah usang tersebut pun dikeluhkan warga. Menurut warga, spanduk itu dinilai cukup mengganggu pemandangan. Pasalnya spanduk sendiri kondisinya sudah sangat usang, sehingga tidak lagi menunjang estetika. Sedangkan gambar mantan bupati juga dinilai tidak sesuai lagi, mengingat saat ini Buyar tak lagi menjabat Bupati Kebumen.
Di saat yang sama, lokasinya berada di jalur utama yang menghubungkan Kebumen-Banyumas-Jogjakarta. Saryono (38) salah satu pengguna jalan mengatakan, keberadaan spanduk tersebut sudah sangat lama. Namun, belum ada tindakan dari pihak terkait untuk menurunkannya. "Seharusnya oleh pihak terkait spanduk dicopot atau diganti. Masa sudah usang begitu dibiarkan saja,” tuturnya kepada Eskpres, Rabu (8/6/2016).
Kabid Penegakan Perda dan Peraturan Kepala Daerah Sugito Edi Prayitno SIP saat dikonfirmasi soal adanya spanduk bergambar Buyar mengaku belum mengetahuinya. Kendati demikian, pihaknya berjanji akan segera turun ke lapangan dan bila menyalahi aturan akan segera mencopotnya. “Nanti dalam waktu dekat akan kita lihat, dan kalau memang tidak layak untuk dipasang tentunya akan segera kita turunkan,” ucapnya.
Catatan koran, ini pemasangan spanduk yang dinilai tidak sesuai etika dan estetika juga pernah terjadi sebelumnya. Kebetulan, spanduk itu sama-sama bergambar Buyar Winarso. Hanya, spanduk yang terpampang di Pusat Jajanan jl. Mayjen Sutoyo Kebumen itu, wajah Buyar Winarso telah "dihilangkan" dengan cara dipotong pada bagian tepinya sehingga menyisakan lubang menganga.
Setelah mendapat kritikan dari sejumlah pihak, spanduk itu akhirnya diturunkan. "Spanduk bolong seperti itu tak pantas. Apalagi bila dilihat warga luar Kebumen tentunya akan menimbulkan prasangka yang tidak baik,” katan Peminat Kajian Teologi, Sejarah dan Fenomena Sosial Teguh Hindarto MTh saat itu. (mam)