IMAM/ESKPRES |
Hal ini disampikan oleh Danrem 082 CPYJ Mojokerto Kolonel Kav Gathut Setyo Utomo mengisi seminar kebangsaan di SMA 1 Kebumen, Jumat (29/7). Ia yang alumnus sekolah setempat itu menekankan pentingnya memahami ancaman bangsa dan negara yang bisa datang setiap saatnya. "Ancaman itu, baik dari dalam maupun dari luar," tegas Gathut di hadapan 350 siswa SMA 1 Kebumen yang mengikuti seminar.
Untuk menghadapi ancaman tersebut, Gathun membeberkan tidak bisa dengan berpegang pada falsafah narima ing pandum. Apalagi hanya sekedar mangan ora mangan asal kumpul. Tetapi perlu memperkuat rasa kebangsaan, nasionalisme, dan patriotisme. "Caranya antara lain dengan mengikuti Pramuka serta berorganisasi secara," imbuhnya.
Kepala SMA Negeri 1 Kebumen Agus Sunaryo menambahkan, paradigma narima ing pandum memang harus dipupus. Mengingat, paradigma tersebut sangat fatalis dan tidak ada semangat untuk meraih prestasi.
Berbeda dengan tawakal yang telah berusaha maksimal kemudian memposisikan diri terhadap pemberi ketentuan yakni Tuhan. "Paradigma mangan ra mangan asal kumpul juga harus dibongkar, karena nabi saja mengajarkan untuk berhijrah (pindah)," terangnya.
Dalam berhijrah lanjut Agus, menuntut kita untuk siap menghadapi tantangan baru, sehingga terus berlatih dan menjadi manusia petarung. Dengan keluar dari zona nyaman tersebut, menurut Agus akan memacu semangat untuk menjadi yang terbaik. "Dan terlepas apapun profesinya, kita juga harus faham politik karena semuanya diatur oleh politik," terang Agus.
Seminar kebangsaan itu mengambil tema "Meningkatkan Keunggulan Sekolah sebagai Implementasi Sekolah Rujukanuntuk Meningkatkan Lulusan yang Berdaya saing Tinggi". Seminar tersebut salah satu rangkaian kegiatan yang berlangsung sejak 23 Juli. Acaranya diisi lomba-lomba mulai futsal, voli, mading, tenis meja, dan basket. Selain itu Smansa market day, jalan sehat, donor darah hingga Smansa Drawing Contest. (mam)