IWAN KAWUL/RADAR WONOGIRI
|
WONOGIRI – Segarnya hawa pagi di alas Kethu petak 29h Kesatuan Resor Pemangku Hutan (KPRH) Pulosari, Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Wonogiri berganti bau menyengat, Rabu (13/7). Setelah ditelusuri, aroma tak sedap itu berasal dari jasad perempuan muda yang terindikasi sebagai korban pembunuhan.
Beberapa hari terakhir, Untung, 52, petani warga Sendangsari RT 001 RW 007 Kelurahan Giriwono Kecamatan Wonogiri tidak berladang. Tapi karena rumput di lahan Perhutani yang digarapnya mulai meninggi, kemarin sekitar pukul 05.00 dia berniat bersih-bersih sekaligus memanen jagung.
Belum lama mengayunkan sabit, indra penciuman Untung merespons bau menyengat. Kian lama, bau itu semakin kuat. Dia kemudian memutuskan mencari sumbernya.
Sontak mata Untung terbelalak. Tak jauh dari tempatnya memanen jagung, perempuan muda tergeletak di parit dan sudah menjadi mayat. Helm masih bertengger di kepalanya. Celana panjang hitam, baju lengan panjang warna krem pun terlihat utuh.
"Lalu saya berlari meminta tolong ke warga dan lapor ke polsek," jelas dia.
Untung tak bisa memastikan sejak kapan jasad itu berada di parit. Sebab dirinya sempat tidak ke ladang selama beberapa hari. Tapi yang jelas baik siang maupun malam, di lokasi tersebut sepi. "Mungkin saja siang bisa juga malam dibunuhnya. Karena kalau malam gelap dan siang juga sepi," terang Untung.
Kapolres Wonogiri AKBP Ronald R. Rumondor menjelaskan, pemeriksaan sementara tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) Polres Wonogiri, perempuan tanpa identitas itu diperkirakan berusia 25-35 tahun. Mengenakan helm warna abu-abu yang tertempel stiker huruf YSS.
"Kemeja lengan panjang warna putih bergaris cokelat muda dan celana panjang jins warna hitam masih melekat di tubuh korban," terang Rumondor.
Selain itu, di jari tengah tangan kiri masih mengenakan cincin. Terdapat bercak darah yang sudah mengering di bagian hidung dan telinga.
"Diduga korban meninggal dunia lebih dari 24 jam karena sudah mengeluarkan bau tidak sedap. Jenazah dibawa ke RSUD dr Soediran Mangun Sumarso untuk dilakukan visum et repertum," papar Rumondor.
Sementara itu, penyelidikan yang dilakukan Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Wonigiri mulai menemukan titik terang. “Kami mendapatkan kesamaan sidik jari korban yang hampir mirip dengan sidik jari salah seorang warga di Kaliwungu, Semarang," ujar Kasatreskrim Polres Wonogiri AKP Eko Marudin.
Polisi telah menghubungi alamat di Kaliwungu, Semarang guna identitas perempuan tersebut. "Saat ini keluarga yang bersangkutan dalam perjalanan menuju RSUD Dr. Moewardi Solo,” pungkas Eko. (kwl/wa)