ILUSTRASI |
Untuk pelaksanaan Imam salat Id di Masjid Saka Tunggal, juru Kunci Lebak Sulam mengatakan, setelah sholat selesai, dilaksanakan silaturahmi dengan warga sekitar, yang kebanyakan sudah terlebih dahulu melaksanakan salat Id pada Rabu (6/7). Setelah silaturahmi selesai, warga makan bersama di Komplek masjid.
Mengenai waktu lebaran yang beda dengan pemerintah, Sulam menjelaskan, Aboge mempunyai rumus dan hitungan tersendiri yang sudah turun temurun dari nenek moyang. Yaitu dalam menghitung atau menetapkan waktu awal puasa maupun tanggal satu syawal tiap tahunnya.
"Menyikapi perbedaan, buat kami tidak menjadi masalah. Kami punya patokan dan rumus sendiri. Jadi dari dulu waktunya kebetulan beda dengan pemerintah. Yang awal ya silahkan, kami tidak mempermasalahkan itu,"jelas Sulam.
Sulam mengatakan dasar perhitungan penentuan tanggal akan diajarkan oleh sesepuh Islam Aboge kepada para penerusnya. "Tahun ini adalah tahun Jim Awal, erhitungan tersebut juga digunakan untuk menentukan tanggal 1 Syawal, yakni dengan rumusan Wal-Ji-Ro (Syawal-Siji-Loro atau Syawal-Satu-Dua, red). Artinya, 1 Syawal pada hari pertama dengan hari pasaran kedua. Dengan demikian, kata dia, tanggal 1 Syawal 1437 Hijriah jatuh pada hari Jumat Wage atau 8 Juli 2016. Jumat merupakan hari pertama tahun Jim Awal, dan Wage merupakan pasaran kedua tahun Jim Awal,"jelasnya.
Sementara itu pelaksanaan salat Id di Ajibarang, sesepuh Aboge setempat Sudiworo mengatakan, salat Id tahun ini berjalan dengan lancar. Namun dalam salat Id tersebut warga membawa makanan dari rumah yang selanjutnya dimakan bersama usai salat Id.
"Warga membawa makanan dari rumah dan dimakan bersama-sama usai salat Id. Kemudian dengan kegiatan seperti itu selain bermaaf-maafan juga untuk kembali memupuk rasa persaudaraan supaya lebih erat lagi," jelasnya. (gus