sudarno ahmad/ekspres |
Ribuan peserta pawai itu berasal dari perwakilan berbagai pondok pesantren, Ansor, PMII dan lembaga pendidikan NU yang ada di Kabupaten Kebumen. Sebelum pawai mereka dikumpulkan di Alun-alun Kebumen untuk mengikuti apel.
Apel yang dipimpin oleh Rektor IAINU Kebumen Imam Satibi, mengajak seluruh peserta untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Bagimu Negeri. Setelah itu dilanjutkan mengucapkan butir-butir Pancasila dan teks Proklamasi. Mereka juga mengucapkan janji akan setia kepada NKRI, melawan segala bentuk kekerasan, menolak paham radikalisme, dan mengutuk aksi terorisme.
Kapolres Kebumen AKBP Alpen, Kasat Reskrim AKP Willy Budianto, dan Kasubbag Humas AKP Wasidi, turut ikut dalam pawai tersebut. Seluruh peserta pawai mengambil star dari Alun-alun Kebumen, lalu memutari Alun-alun kemudian menyusuri Jalan Pahlawan, berbelok melewati Jalan Letjen Suprapto, lalu mereka kembali ke Alun alun melalui Jalan Mayjen Sutoyo.
Rektor IAINU Kebumen Imam Satibi, saat berorasi menyampaikan sebagai umat Islam wajib hukumnya menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dia menyayangkan, adanya sekelompok masyarakat yang tidak bertanggungjawab, yang mengaku mujahidin selalu membuat kerusuhan. Sekelompok masyarakat tersebut pun mengancam NKRI.
"Ini sudah masif, tolak radikalisme. Kita harus berani melawan ketidakbenaran ini," tegas Imam Satibi, saat memimpin apel.
Sementara Kapolres Kebumen AKBP Alpen, di sela-sela mengikuti pawai mengatakan aksi ini merupakan inisiatif dari masyarakat. Setelah sebelumnya berbagai elemen lain telah terlebih dulu menyatakan menolak berbagai aksi radikalisme.
"Aksi ini menunjukkan kalau di Kebumen itu aman, damai, tidak ada kekerasan. Tidak ada aksi terorisme, sehingga masyarakatnya pun tenteram, damai dan lancar," tegas Alpen, didampingi Kasat Reskrim AKP Willy Budianto dan Kassubag Humas AKP Wasidi.
Menurut Kapolres, aksi tersebut membuktikan masyarakat Kebumen tidak menginginkan terjadi kekerasan di Kabupaten penghasil biji jenitri ini.
"Mereka tidak mau kekerasan, karena Islam itu tidak melakukan kekerasan. Kalau anak-anak mudanya berkomitmen seperti ini artinya mereka mendukung pemerintahan. Mereka tidak masuk khilafah, ISIS, maupun lainnya," imbuhnya.
Ia juga menyambut 118 pondok pesantren yang ada di Kabupaten Kebumen, yang turut membantu menciptakan kondisifitas lingkungannya. "Ini merupakan langkah positif demi tercapainya suasana damai dan aman di Kebumen," tandasnya.(ori)